Takut Gelombang Kedua Pandemik COVID-19, Rupiah Diprediksi Melemah

Rupiah dibuka melemah 45 poin pagi ini

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar rupiah dibuka melemah 45 poin atau 0,32 persen menjadi Rp14.145 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.100 per dolar AS. Menurut Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra, rupiah terkoreksi dipicu kekhawatiran terjadinya gelombang kedua pandemik COVID-19.

"Berita penyebaran wabah COVID-19 yang terus meningkat seperti di AS, Jerman dan Tiongkok sepanjang akhir pekan bisa menjadi sentimen negatif ke aset berisiko hari ini," kata Ariston seperti dikutip dari Antara, Senin (22/6).

1. Pembukaan kegiatan ekonomi memicu peningkatan wabah

Takut Gelombang Kedua Pandemik COVID-19, Rupiah Diprediksi MelemahIlustrasi pemakaman korban COVID-19 (Dok. ANTARA FOTO)

Ariston mengatakan, ketiga negara tersebut sudah membuka perekonomiannya. Hal itu mengakibatkan wabah kembali meningkat.

"Banyak kejadian peningkatan penyebaran dan pasar memang sedang memperhatikan efek-efek dari new normal atau pelonggaran lockdown," ujarnya.

Baca Juga: Gubernur BI Pede Rupiah Bakal Perkasa Kurang dari Rp14.200

2. Rupiah berpeluang melemah

Takut Gelombang Kedua Pandemik COVID-19, Rupiah Diprediksi MelemahIlustrasi dolar AS ( ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Menurut Ariston, sentimen negatif tersebut bisa memicu pelemahan rupiah sebagai salah satu aset berisiko. Dia pun memperkirakan rupiah hari ini berpeluang melemah ke arah resisten Rp14.200 per dolar AS dengan support di kisaran Rp14.050 per dolar AS.

Pada Jumat (19/6) lalu, rupiah melemah 22 poin atau 0,16 persen menjadi Rp14.100 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.078 per dolar AS

3. Epidemiologi UI menyatakan Indonesia belum memasuki puncak gelombang pertama COVID-19

Takut Gelombang Kedua Pandemik COVID-19, Rupiah Diprediksi MelemahPakar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Dr. Pandu Riono, MPH, Ph.D dalam Ngobrol Seru: 100 Hari Pandemik Global (Tangkap Layar YouTube IDN Times)

Sebelumnya, Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono menyatakan saat ini Indonesia belum memasuki puncak gelombang pertama pandemik COVID-19. Sebab, bila melihat kurva yang ada, kasusnya masih mengalami naik-turun. 

Sementara, mengenai gelombang kedua pandemik, bisa dicegah oleh pemerintah. Caranya, masyarakat dan pemerintah sama-sama bekerja untuk mempraktikan perilaku hidup sehat serta melakukan contact tracing. 

"Dengan dua cara itu kita bisa mencegah terjadinya eskalasi peningkatan kasus yang besar atau yang kemungkinan menjadi the second wave, kalau ada the second wave," kata Pandu dalam Ngobrol Seru 100 Hari Pandemik Global yang ditayangkan secara daring di akun YouTube IDN Times pada Sabtu (20/6).

Ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak menganggap catatan kasus COVID-19 selama ini sebagai statistik belaka. Sebab, apa yang disampaikan oleh pemerintah menandakan pandemik ini memang benar adanya.

Baca Juga: Gubernur BI: Tidak Benar Dana Haji Digunakan untuk Memperkuat Rupiah

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya