WOW! Investree Catat Pertumbuhan Pinjaman 41 Persen di Tengah Pandemik

Portofolio pinjaman masih didominasi oleh invoice financing

Jakarta, IDN Times - Jumlah pinjaman yang disalurkan oleh fintech lending Investree pada Juni 2020 meningkat 41 persen dibandingkan bulan Mei 2020. Hingga saat ini, jumlah pinjaman yang disalurkan Investree kepada UKM-UKM di Indonesia mencapai Rp4,35 triliun sejak berdiri. Kemudian, angka tingkat keberhasilan (TKB90) Investree sejak bulan April 2020 hingga Mei 2020 masih di atas 99 persen.

"Ini menunjukan Borrower Investree masih menjalankan usahanya dengan baik dan mampu membayarkan pinjaman meskipun dalam masa pandemik," kata CEO & Co-Founder Investree, Adrian Gunadi dalam keterangan tertulis, Kamis (9/7/2020).

1. Jumlah lender dan borrower Investree meningkat

WOW! Investree Catat Pertumbuhan Pinjaman 41 Persen di Tengah PandemikIlustrasi kredit (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara pada Mei 2020, jumlah Lender meningkat 1.800 Lender  sejak Maret 2020. Jumlah Borrower pun bertambah, sebanyak 34 perusahaan bergabung di ekosistem Investree. Menurut Ardian, pihaknya berupaya semaksimal mungkin memberikan solusi permodalan bagi para pengusaha agar dapat bertahan dan bangkit. Selain itu, melindungi para Lender beserta aset mereka sesuai dengan arahan dari otoritas dan asosiasi.

"Kami sadar di situasi penuh ketidakpastian ini ada banyak pelaku usaha yang kesulitan, terutama dari segi arus kas. Oleh karena itu, kami fokus pada produk pinjaman dengan skema rantai pasokan (supply chain financing) seperti Invoice Financing. Kami yakin skema pinjaman modal usaha jangka pendek ini mampu membantu para Borrower untuk membangkitkan kembali bisnisnya sekaligus memberi rasa aman bagi para Lender yang melakukan pendanaan,” ujar Adrian.

2. Portofolio pinjaman di Investree masih didominasi oleh Invoice Financing

WOW! Investree Catat Pertumbuhan Pinjaman 41 Persen di Tengah PandemikIlustrasi kredit (IDN Times/Arief Rahmat)

Hingga saat ini, portofolio pinjaman di Investree masih didominasi oleh Invoice Financing. Dengan skema pembiayaan rantai pasokan (supply chain financing), pinjaman Borrower diajukan berdasarkan tagihan (invoice) atas pekerjaan yang sudah selesai dan sedang menunggu pembayaran oleh Payor.

Dalam hal ini, Payor atas invoice tersebut rata-rata adalah perusahaan dengan reputasi bagus dan kokoh dalam hal keuangan, sebut saja BUMN, pemerintah, dan perusahaan multinasional sehingga memiliki kemampuan yang bagus dan kuat untuk membayar invoice tersebut.

"Dengan kata lain, hal tersebut meningkatkan kepastian pembayaran pinjaman di Investree," katanya.

3. Investree turut membawa dampak sosial dan ekonomi yang positif di Indonesia

WOW! Investree Catat Pertumbuhan Pinjaman 41 Persen di Tengah PandemikIlustrasi Pertumbuhan Ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI), Investree turut membawa dampak sosial dan ekonomi yang positif di Indonesia.

Sebanyak 56 persen Borrower mengalami peningkatan omzet dan 44 persen Borrower mengalami kenaikan jumlah pekerja setelah mengajukan pinjaman di Investree. Setelah lebih dari 1 kali mengajukan pinjaman di Investree, para Borrower dapat meningkatkan kapasitas produksi dan kredibilitas sehingga para pelaku 

"Usaha yang pada awalnya tidak memenuhi persyaratan untuk meminjam di Bank menjadi mampu mendapatkan pendanaan dari Bank," jelas Adrian.

Baca Juga: Investree Raih Dana Seri C US$23,5 Juta dari MUIP dan BRI Ventures

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya