Indonesia Mau Gabung OECD dan BRICS, Apa Perbedaannya

- Indonesia pertimbangkan bergabung dengan OECD dan BRICS
- Perbedaan mendasar antara OECD dan BRICS
- Tujuan, peran, dan prestasi OECD serta BRICS
Jakarta, IDN Times - Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto tengah mempertimbangkan untuk bergabung dengan dua organisasi ekonomi internasional, yakni OECD dan BRICS.
Langkah tersebut mencerminkan upaya Indonesia untuk memperkuat posisinya dalam perekonomian global. Pemerintah berupaya aktif memperkuat posisinya dalam ekonomi global dengan mengajukan keanggotaan pada dua blok ekonomi utama tersebut.
Namun, terdapat perbedaan mendasar antara OECD dan BRICS. Apa saja? Berikut penjelasannya dirangkum dari berbagai sumber!
1. Apa itu OECD dan BRICS

Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) adalah organisasi internasional yang terdiri dari negara-negara yang berkomitmen untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, perdagangan bebas, dan pembangunan sosial.
Adapun BRICS adalah akronim yang merujuk pada aliansi ekonomi informal yang terdiri dari lima negara berkembang utama, yaitu Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Kelompok itu dibentuk untuk mempromosikan kerja sama ekonomi, politik, dan sosial di antara negara-negara anggotanya.
2. Tujuan OECD dan BRICS

Tujuan OECD adalah meningkatkan kemakmuran ekonomi dengan mendorong pertumbuhan ekonomi global dan distribusi kekayaan yang merata. Kemudian, memfasilitasi perdagangan internasional dengan membantu anggotanya menghapus hambatan perdagangan dan meningkatkan kerja sama ekonomi.
Tujuan lainnya adalah mengembangkan kebijakan publik yang efektif, yakni memberikan panduan kepada pemerintah tentang isu-isu ekonomi, sosial, dan lingkungan. Selanjutnya adalah memantau dan menganalisis data global, yakni mengumpulkan dan mempublikasikan data untuk membantu pembuat kebijakan mengambil keputusan berdasarkan bukti.
Sedangkan tujuan utama dari BRICS adalah untuk memperkuat kerja sama ekonomi di antara negara-negara anggotanya, dengan mengurangi ketergantungan pada ekonomi negara-negara maju serta meningkatkan perdagangan dan investasi di dalam kelompok.
Selain itu, BRICS berupaya menciptakan sistem keuangan global yang lebih adil, terutama dengan mengurangi dominasi dolar AS sebagai mata uang utama dalam perdagangan internasional dan membangun institusi keuangan alternatif seperti New Development Bank (NDB).
Di sisi lain, aliansi ini juga berfokus pada penyelesaian berbagai tantangan global secara kolektif, termasuk isu perubahan iklim, keamanan energi, pengembangan teknologi, dan upaya pembangunan yang berkelanjutan.
3. Peran OECD dan BRICS

OECD memiliki peran penting dalam menyediakan berbagai laporan dan data statistik, seperti OECD Economic Outlook, yang menjadi referensi dalam memahami indikator ekonomi global. Organisasi juga berfungsi sebagai forum bagi negara-negara anggota untuk berdiskusi dan bertukar pandangan mengenai kebijakan terbaik di berbagai sektor.
Selain itu, OECD berkontribusi dalam menetapkan standar global di bidang perpajakan, lingkungan, pendidikan, dan digitalisasi. Salah satu kontribusi pentingnya adalah Programme for International Student Assessment (PISA), sebuah laporan yang menilai kinerja siswa di berbagai negara.
Sementara itu, BRICS telah menunjukkan prestasi melalui pendirian New Development Bank (NDB) yang berbasis di Shanghai. Bank itu didirikan pada 2014 dengan tujuan mendanai proyek infrastruktur dan pembangunan di negara-negara anggota maupun negara berkembang lainnya.
Selain itu, BRICS juga menginisiasi sistem cadangan valuta asing untuk mendukung stabilitas keuangan negara-negara anggotanya, terutama selama krisis ekonomi global. Sebagai salah satu aliansi ekonomi yang berpengaruh, BRICS memainkan peran penting dalam menyeimbangkan kekuatan geopolitik dunia dan mendorong terciptanya tatanan global yang lebih multipolar.