Jakarta, IDN Times - Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (PPKE FEB UB) merekomendasikan pemerintah untuk menetapkan regulasi terkait rokok elektrik yang lebih seimbang dalam aspek harga, promosi, dan area penggunaan.
Dalam hasil kajiannya, Direktur PPKE FEB UB, Candra Fajri Ananda, mengatakan adanya ketidakseimbangan regulasi pada produk rokok elektrik selama ini menciptakan insentif konsumsi yang lebih tinggi dibandingkan rokok tembakau konvensional, sehingga mendorong pergeseran perilaku konsumen.
"Regulasi yang seimbang akan membuat produk elektrik tidak lagi dipersepsikan lebih aman atau menarik dibandingkan produk tembakau legal," kata Candra saat paparan hasil kajian PPKE FEB UB bertajuk 'Dinamika Regulasi dan Masa Depan Industri Hasil Tembakau (IHT) di Indonesia, dikutip Senin (29/9/2025).