Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi industri (pexels.com/Pixabay)

Ketika konflik bersenjata terjadi di suatu wilayah, dampaknya tidak hanya dirasakan oleh masyarakat sipil, tetapi juga menjalar ke berbagai sektor ekonomi. Perang membawa ketidakpastian politik, kerusakan infrastruktur, hingga gangguan logistik yang melumpuhkan aktivitas bisnis. Tak heran, sejumlah industri menjadi sangat rentan ketika dunia berada dalam ketegangan geopolitik.

Beberapa sektor industri lebih terdampak daripada yang lain karena ketergantungannya pada stabilitas global. Dampaknya bisa berupa kelangkaan bahan baku, gangguan logistik, hingga pembekuan aktivitas bisnis di wilayah konflik. Berikut adalah lima industri yang paling rentan terkena efek perang dan konflik global.

1. Energi dan minyak bumi

ilustrasi tambang minyak (pexels.com/Zukiman Mohamad)

Industri energi, terutama minyak dan gas, berada di garis depan ketika terjadi konflik bersenjata. Banyak sumber daya energi utama dunia terletak di kawasan rawan konflik seperti Timur Tengah, Afrika Utara, dan Rusia. Ketika perang pecah, produksi bisa terhenti total akibat sabotase, embargo, atau gangguan logistik. Dampaknya meluas hingga pasar global karena harga minyak mentah sangat sensitif terhadap ketegangan geopolitik.

Efek lainnya adalah munculnya ketidakpastian investasi dan penundaan proyek eksplorasi maupun infrastruktur energi. Perusahaan-perusahaan migas juga menghadapi risiko nasionalisasi aset oleh pemerintah setempat atau kesulitan mematuhi sanksi internasional. Industri ini seringkali menjadi sasaran utama dalam strategi militer maupun diplomatik, menjadikannya salah satu sektor paling rawan terhadap konflik.

2. Transportasi dan logistik

Editorial Team

Tonton lebih seru di