Inflasi Tahunan Juni Tembus 1,87 Persen, IHK Terus Menanjak

Intinya sih...
Kebutuhan pokok naik sumbang ke inflasi.
Inflasi inti naik 2,37 persen.
Ada 36 provinsi alami inflasi secara tahunan.
Jakarta, IDN Times – Inflasi tahunan (year-on-year/yoy) pada Juni 2025 tercatat sebesar 1,87 persen, seiring dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,28 pada Juni 2024 menjadi 108,27.
“Berdasarkan kelompok pengeluarannya, inflasi tahun ini utamanya didorong oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang mengalami inflasi sebesar 9,30 persen dan memberikan andil inflasi sebesar 0,59 persen,” ungkapnya dalam Konferensi Pers, Selasa (1/7/2025).
1. Kebutuhan pokok naik sumbang ke inflasi
Selain kelompok perawatan pribadi, sejumlah komoditas kebutuhan pokok juga memberikan andil cukup besar terhadap inflasi tahunan, seperti tarif air minum ledeng (pump), beras, kopi bubuk, minyak goreng, serta sigaret kretek mesin (SKM).
Namun, tidak semua kelompok pengeluaran mencatat inflasi. Kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan justru mengalami deflasi sebesar 0,02 persen secara tahunan.
“Deflasi tersebut didorong oleh penurunan harga telepon seluler,” jelasnya.
2. Inflasi inti naik 2,37 persen
Dari sisi komponennya, inflasi inti mencatat kenaikan sebesar 2,37 persen yoy dan memberikan andil terbesar terhadap inflasi keseluruhan, yakni sebesar 1,51 persen. Komoditas yang paling berpengaruh dalam komponen ini antara lain emas perhiasan, kopi bubuk, dan minyak goreng.
Sementara itu, komponen harga yang diatur pemerintah mencatat inflasi sebesar 1,34 persen dengan andil inflasi 0,26 persen. Komoditas utama penyumbang inflasi pada kelompok ini adalah tarif air minum pump yang mengalami kenaikan harga di 13 wilayah serta SKM dan sigaret kretek tangan (SKT).
“Komponen harga bergejolak, yang dikenal sensitif terhadap musim dan pasokan, mencatat inflasi tahunan sebesar 0,57 persen dengan andil inflasi sebesar 0,10 persen. Kontributor utamanya adalah beras, kelapa, tomat, dan santan jadi,” lanjutnya
3. Ada 36 provinsi alami inflasi secara tahunan
Secara geografis, inflasi terjadi di 36 provinsi, sementara hanya dua provinsi yang mencatat deflasi.
Papua Selatan menjadi daerah dengan inflasi tertinggi, mencapai 3,00 persen. Sebaliknya, Papua Barat mengalami deflasi terdalam, yakni sebesar 0,67 persen.