Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi karyawan perusahaan (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Ada sejumlah faktor yang menentukan keberhasilan dalam memikat hati investor supaya mau menyuntikkan modalnya buat bisnis kamu.

Apa yang kamu butuhkan lebih dari sekadar ide bisnis yang bagus. Dilansir Entrepreneur, kamu juga membutuhkan presentasi yang kuat yang mencakup perkiraan keuangan yang solid pada bisnis kamu.

Hal itu sangat penting saat mencari investor karena itu menunjukkan kepada mereka bahwa kamu memahami dasar-dasar bisnis yang kamu jalani.

Itu juga akan membantu investor memahami poin-poin penting lainnya, seperti daya tarik model bisnis kamu, jumlah modal yang dibutuhkan untuk mencapai target, dan valuasi perusahaan yang akan diterapkan pada putaran pendanaan saat ini.

Untuk itu, kamu harus mengetahui sudut pandang investor seperti yang berikut ini.

1. Sodorkan angka yang tepat

Ilustrasi investor. (IDN Times/Aditya Pratama)

Hal terpenting dalam perkiraan keuangan adalah laporan laba rugi yang menjabarkan pendapatan, harga pokok penjualan, dan pengeluaran kamu.

Proyeksi arus kas juga merupakan kunci. Sebagian besar perusahaan rintisan tidak menguntungkan pada awalnya, jadi penting bagi investor untuk memahami seperti apa proyeksi keuangan perusahaan, dan apakah mereka memiliki dana untuk terus beroperasi hingga mencapai tujuan mereka.

Sertakan proyeksi kuartalan, jika perlu, proyeksi bulanan untuk berbagai skenario, serta rencana kamu jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

2. Jangan memberikan proyeksi yang berlebihan

ilustrasi startup (IDN Times/Esti Suryani)

Jika kamu memproyeksikan laba yang tidak sesuai dengan realitas kebanyakan industri, hal itu akan merusak kredibilitas kamu karena akan menunjukkan bahwa kamu tidak memahami bisnis yang kamu berkecimpung di dalamnya.

Hal semacam itu dapat membuat investor bertanya-tanya apakah mereka dapat mempercayai proyeksi perusahaan kamu.

3. Buatlah rencana tapi juga harus bisa beradaptasi

ilustrasi startup (IDN Times/Esti Suryani)

Para pengusaha membuat skenario berdasarkan sejumlah asumsi yang berbeda dari kasus dasar mereka, termasuk waktu, pendapatan, margin, dan pengeluaran. Jadi, bersiaplah, karena calon investor mungkin akan meminta lebih banyak analisis keuangan dari bisnis kamu.

Sebaiknya kamu juga memasukkan rencana kontingensi dalam proyeksi keuangan kamu. Jadi, jika segala sesuatunya berjalan ke arah yang negatif, perubahan apa yang akan kamu lakukan untuk memastikan kelangsungan bisnis kamu?

4. Gunakan model yang masuk akal untuk tahap bisnis kamu

ilustrasi investor (IDN Times/Aditya Pratama)

Pada tahun pertama dan kedua operasi, perusahaan memiliki gagasan yang cukup baik tentang apa yang perlu mereka lakukan untuk mencapai tonggak pencapaian mereka dan sumber daya apa yang mereka butuhkan untuk mencapainya.

Misalnya, jika mereka perlu mengembangkan fitur baru, mereka mungkin dapat memperkirakan berapa banyak insinyur dan berapa banyak waktu yang harus didedikasikan untuk proyek tersebut.

Seharusnya cukup mudah untuk menghitung berapa biayanya dan berapa banyak pendapatan yang perlu mereka hasilkan untuk mendanainya. Begitulah cara kamu membuat laporan laba rugi dengan menggunakan proyeksi "bottom-up".

Namun, akan menjadi sulit untuk memperkirakan dengan tepat berapa banyak insinyur yang akan dimiliki perusahaan dan berapa banyak pendapatan yang akan dihasilkan.

Pada titik itu, saatnya untuk beralih ke model "top-down", yang menggunakan margin industri yang umum, struktur biaya, dan pendapatan per karyawan untuk menghasilkan laporan laba rugi yang diproyeksikan.

Editorial Team