SPBU Pertamina. (IDN Times/Dhana Kencana)
Secara tahunan, inflasi tercatat 3,52 persen (yoy), menurun dibandingkan inflasi Mei 2022 sebesar 4 persen (yoy). Ini seiring peningkatan IHK dari 111,09 pada Juni 2022 menjadi 115,00 pada Juni 2023.
"Jika dirinci berdasarkan kelompok pengeluarannya, inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok transportasi yaitu sebesar 10,18 persen dan memberikan andil sebesar 1,23 persen terhadap inflasi umum," kata Pudji.
Selain itu, komoditas penyumbang terbesar untuk inflasi tahunan Juni 2023 di antaranya bensin dengan andil 0,8 persen, beras dengan andil 0,38 persen, rokok kretek filter dengan andil 0,22 persen, kontrak rumah dengan andil 0,13 persen, dan bahan bakar rumah tangga dengan andil 0,12 persen.
Dia menyebut komponen yang membuat terjadi inflasi tahunan, dominan disumbang oleh komponen inti yang mengalami inflasi tahunan sebesar 2,58 persen. Komponen inti memberikan andil terbesar terhadap inflasi tahunan yaitu sebesar 1,67 persen.
"Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi di antaranya adalah kontrak rumah, sewa rumah, biaya akademi atau perguruan tinggi dan emas perhiasan," tambahnya.
Komponen harga yang diatur pemerintah mengalami inflasi tahunan sebesar 9,21 persen. Komponen ini memberikan andil sebesar 1,64 persen.
"Komoditas yang dominan memberikan andil selama setahun terakhir adalah bensin, rokok kretek filter, bahan bakar rumah tangga, tarif angkutan dalam kota dan rokok putih," ucapnya.
Terakhir, untuk komponen harga bergejolak mengalami inflasi sebesar 1,20 persen Komponen ini memberikan andil sebesar 0,21 persen. Untuk komponen ini, lebih banyak disumbang oleh komoditas beras, telur ayam ras, bawang putih dan daging ayam ras.