Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ini Penyebab Inflasi dan Dampaknya terhadap Negara

IDNTimes/Holy Kartika

Jakarta, IDN Times - Perekenomian suatu negara tidak mungkin selalu berjalan mulus, salah satu permasalahan yang sering muncul di Indonesia adalah inflasi yang selalu terjadi dari tahun ke tahun di Indonesia.

Dalam Pidato Sidang Tahunan MPR 2024, Presiden Joko “Jokowi” Widodo menyebut inflasi Indonesia terkendali di kisaran 2-3 persen. Berdasarkan data Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi dalam periode Juli 2023-Juli 2024, berada dalam kisaran 2,13 persen-3,08 persen.

Lalu sebenarnya apa saja faktor penyebab terjadinya inflasi? Dan seperti apa dampaknya untuk suatu negara?

1. Apa itu inflasi?

IDN Times/Auriga Agustina

Mengutip data BPS, inflasi adalah kecenderungan naiknya harga barang dan jasa pada umumnya yang berlangsung secara terus menerus. Jika harga barang dan jasa di dalam negeri meningkat, inflasi mengalami kenaikan.

Naiknya harga barang dan jasa tersebut menyebabkan turunnya nilai uang. Dengan demikian, inflasi dapat juga diartikan sebagai penurunan nilai uang terhadap nilai barang dan jasa secara umum.

2. Faktor utama penyebab inflasi, pasokan dan permintaan yang tak seimbang

Ilustrasi Pedagang cabai merah (ANTARA FOTO/Ampelsa)

Ekonom Indef, Bhima Yudhistira mengatakan, faktor pertama yang menyebabkan terjadinya inflasi adalah karena adanya gangguan dari sisi pasokan dan distribusi untuk suatu kelompok produk, contohnya pada bahan pangan.

"Jika pasokan berkurang, maka akan terjadi kelangkaan, nah akhirnya harga barang akan dinaikkan," katanya saat dihubungi oleh IDN Times.

BPS baru saja merilis inflasi Juni 2019, harga cabai merah menjadi penyebab utama inflasi, karena beberapa waktu terakhir harga cabai memang terlampau tinggi. Tingginya harga cabai, diduga lantaran cuaca yang tidak mendukung menyebabkan pasokan cabai merah menjadi kurang, sementara distribusi masih cukup aman.

3. Harga yang diatur pemerintah juga bisa menjadi penyebab inflasi

Ilustrasi telur ayam. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

Selanjutnya, Bhima menjelaskan harga yang diatur oleh pemerintah juga bisa menyebabkan terjadinya inflasi. Misalnya, pemerintah sengaja membuat kebijakan untuk menaikkan harga listrik dan tarif BBM.

Kemudian, pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mencabut subsidi hal itu tentu akan menaikkan harga barang kebutuhan pokok lainnya, seperti ongkos, transportasi dan bahan pangan.

4. Inflasi terlalu tinggi dan rendah punya dampak ini untuk negara

Dok.IDN Times/Biro Pers Kepresidenan

Menurut Bhima, jika inflasi terlalu rendah belum tentu memberikan sinyal yang baik untuk perekonomian. Sebab, pedagang tidak akan berani menaikkan harga akibat masyarakat menahan diri untuk belanja.

Bhima mengatakan inflasi rendah ada di kisaran 3 persen hingga 3,5 persen. "Inflasi yang terlalu tinggi hingga 6 persen hingga 8 persen misalnya di era SBY, gara-gara harga BBM naik juga kurang bagus karena bisa menekan daya beli masyarakat. Idealnya inflasi itu stabil ditopang oleh sisi permintaan," jelasnya

5. Inflasi juga akan melemahkan sektor konsumsi masyarakat

ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan

Sementara itu, kepala Ekonom BCA David Samual menuturkan, dampak inflasi akan mempengaruhi daya beli masyrakat, jika inflasi terlampau tinggi akan mempengaruhi minat orang dalam berbelanja.

"Jika ada masalah inflasi yag tinggi, biasanya dampaknya ke masyarakat berpendpatan menengah kebawah, mereka tidak confidence untuk berbelanja, sehingga sektor konsumsi melemah dan daya beli akan menurun," ucapnya kepada IDN Times.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Auriga Agustina
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us