ilustrasi perakitan chip China (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
Masuknya Lip-Bu Tan sebagai CEO baru pertengahan Maret jadi pemicu utama restrukturisasi besar ini. Ia menggantikan Pat Gelsinger, yang gagal mengangkat profitabilitas meski telah menggelontorkan dana besar untuk pembangunan pabrik chip.
Tan langsung mengumumkan rencana pelepasan aset non-inti dan mengarahkan fokus perusahaan ke teknologi AI serta Software 2.0. Ia juga menyatakan bahwa pihaknya akan memprioritaskan perekrutan insinyur berkualitas, meningkatkan pekerjaan foundry chip, dan menyiapkan layanan semikonduktor kustom sebagai bagian dari strategi baru perusahaan.
Sebelumnya, Intel bahkan menunda proyek pembangunan dua pabrik chip senilai 28 miliar dolar AS di Ohio selama lima tahun. Keputusan ini diambil untuk menyesuaikan produksi dengan kondisi pasar dan efisiensi modal perusahaan.
Intel selama ini mengambil pendekatan unik: tetap menangani desain dan produksi chip sekaligus. Namun, strategi itu justru membuat mereka tertinggal dari TSMC yang fokus penuh pada produksi dan berhasil merebut klien besar seperti NVIDIA.
Kini, lewat usaha patungan ini dan restrukturisasi agresif di bawah CEO baru, Intel mencoba bangkit dari keterpurukan. Arah barunya sudah jelas: menjadi pemain tangguh kembali di tengah era dominasi AI dan persaingan global yang semakin ketat.