Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Direktur Utama KSEI, Samsul Hidayat (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko
Direktur Utama KSEI, Samsul Hidayat (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko

Jakarta, IDN Times - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatatkan adanya pertumbuhan investor pasar modal pada tahun ini. Jika dibandingkan tahun lalu, investor pasar modal tahun ini tumbuh sebesar 17,6 persen menjadi 12,126 juta.

Meski begitu, Direktur Utama KSEI, Samsul Hidayat mengatakan bahwa terjadi pertumbuhan itu termasuk lambat jika dibandingkan periode 2020-2021 dan 2021-2022.

"Berawal di akhir Desember 2022 investor kita di angka 10,113 juta dan di Desember 2023 per skrg ini 12,126 juta (data 20 Desember 2023). Angka ini saya kira cukup mengesankan atau tidak, tapi at least pertumbuhan ini luar biasa. Memang terjadi penurunan dibandingkan 2022 dan 2021 karena waktu itu peningkatan investor cukup signifikan karena ada semacam hal yang bikin semua ingin jadi investor pascapandemi," tutur Samsul kepada awak media dalam media gathering di Jakarta, Rabu (27/12/2023).

1. Rincian investor pasar modal sepanjang 2023

ilustrasi investor (IDN Times/Aditya Pratama)

Adapun rinciannya terdiri dari investor saham dan surat berharga sebesar 5,23 juta. Kemudian investor reksa dana 11,37 juta, investor surat berharga negara atau SBN sebesar 999,86 ribu.

Sementara itu, dari sisi demografinya investor pasar modal masih didominasi laki-laki dengan presentase 62,33 persen, sedangkan investor perempuan sebesar 37,67 persen. Jika dibandingkan dengan 2022, angka investor laki-laki sedikit mengalami penurunan (62,59 persen) dan investor perempuan mengalami peningkatan (37,41 persen).

"Dari sisi usia, investor millennial mendominasi dengan 56,47 persen. Sementara itu, aset paling besar (dimiliki investor) usia di atas 60 tahun dengan nominal Rp976,51 triliun. Ini wajar karena semakin matang usianya semakin besar investasinya," kata Direktur Pengembangan Infrastruktur dan Manajemen Informasi KSEI, Dharma Setyadi dalam kesempatan yang sama.

2. Dominasi anak muda ditandai jumlah kepemilikan reksa dana

ilustrasi reksa dana (unsplash.com/Campaign Creators)

Sementara itu, Direktur Penyelesaian, Kustodian dan Pengawasan KSEI, Eqy Essiqy mengatakan dominasi anak muda pada demografi investor juga ditandai dengan tingginya jumlah kepemilikan reksa dana melalui agen penjual efek reksa dana (selling agent/SA) berbasis financial technology (fintech).

Data KSEI mencatat 9,39 juta rekening reksa dana ada di SA fintech atau sekitar 77,49 persen.

"Hal ini membuktikan bahwa platform digital menjadi sarana yang paling banyak dimanfaatkan oleh investor untuk berinvestasi di pasar modal," ujar Eqy.

3. Jumlah aset tercatat ikut naik

Ilustrasi Modal. (IDN Times/Aditya Pratama)

Peningkatan juga dicatatkan KSEI dari jumlah aset yang tercatat di KSEI, baik dari saham dan surat berharga lainnya, maupun reksa dana.

Jumlah aset saham dan surat berharga lainnya yang tercatat di sistem C-BEST KSEI meningkat 14,86 persen menjadi 7.715 triliun pada 20 Desember 2023.

Jumlah saham dan surat berharga lainnya juga mengalami peningkatan 16,73 persen dibandingkan 2022, dengan jumlah yang mencapai 2.874 saham dan surat berharga lainnya.

Sementara itu, kinerja reksa dana, jumlah Asset Under Management (AUM) yang tercatat di KSEI menurun 3,76 persen dari Rp797,31 triliun pada 2022 menjadi Rp767,32 triliun pada 20 Desember 2023, dengan jumlah produk reksa dana yang menurun 6,84 persen menjadi 2.249 pada per iode tersebut.

"Penurunan data reksa dana merupakan bagian dari dinamika dan perkembangan industri reksa dana di Indonesia," kata Eqy.

Editorial Team