Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengambil langkah mengejutkan dengan mengebom tiga fasilitas nuklir milik Iran pada akhir pekan lalu. Insiden itu lantas membuat ketakutan terhadap meluasnya konflik di Timur Tengah.
Bergabung dengan Israel dalam aksi militer barat terbesar melawan Republik Islam sejak revolusi 1979, dunia kini bersiap menghadapi tanggapan Iran.
Para analis mengatakan, salah satu cara Iran dapat membalas adalah dengan menutup Selat Hormuz, rute perdagangan penting yang dilalui lebih dari seperlima pasokan minyak dunia, 20 juta barel, dan sebagian besar gas cairnya setiap hari.
Iran di masa lalu sebenarnya juga sempat mengancam akan menutup selat tersebut, yang membatasi perdagangan dan berdampak pada harga minyak dunia, tetapi tidak pernah merealisasikan ancaman tersebut.
Lantas, apa itu Selat Hormuz dan bagaimana perannya terhadap perdagangan dunia? Berikut ulasannya seperti dikutip The Guardian.