Isi Proposal Negosiasi Tarif RI ke AS, Beli Produk hingga Rp550 T

Intinya sih...
Pemerintah Indonesia menawarkan proposal pembelian produk asal AS senilai 34 miliar dolar AS atau sekitar Rp550,8 triliun sebagai respons atas kebijakan tarif resiprokal yang dikenakan Trump.
Daftar produk pertanian dari AS yang akan dibeli Indonesia meliputi kedelai, bungkil kedelai, gandum, dan kapas dengan total pembelian lebih dari 4,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp72,9 triliun.
Jakarta, IDN Times – Pemerintah Indonesia hingga kini masih menanti dengan penuh cemas terkait keputusan akhir Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump untuk tarif resiprokal yang direncanakan mulai berlaku pada 9 Juli 2025 mendatang. Tarif resiprokal yang dikenakan Trump terhadap sejumlah produk asal Indonesia mencapai 32 persen.
Di sisi lain, neraca perdagangan Indonesia-AS mencatat defisit sebesar 19 miliar dolar AS di pihak Negeri Paman Sam.
Berdasarkan dokumen yang diterima IDN Times, pemerintah Indonesia menawarkan berbagai bentuk kerja sama sebagai respons atas kebijakan tarif tersebut. Salah satu upayanya adalah pembelian produk asal AS senilai 34 miliar dolar AS atau sekitar Rp550,8 triliun (kurs Rp16.200 per dolar AS).
Langkah tersebut ditujukan untuk membuka peluang penghapusan hambatan tarif maupun non-tarif terhadap produk Indonesia di pasar AS.
Lantas, produk apa saja yang dibeli pemerintah?
1. Daftar produk pertanian dari AS yang akan dibeli Indonesia
Berbagai produk pertanian yang akan dibeli pemerintah Indonesia, berikut rinciannya:
Total pembelian produk pertanian diperkirakan lebih dari 4,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp72,9 triliun, dengan rincian:
Kedelai: sekitar 3,5 juta ton senilai 2,4 miliar dolar AS (Rp38,8 triliun). Volume ini meningkat 1 juta ton dibandingkan tahun 2024.
Bungkil kedelai: sekitar 3,8 juta metrik ton senilai 1,52 miliar dolar AS (Rp24,6 triliun). Impor ini direncanakan dilakukan oleh perusahaan Cargill, yang bergerak di sektor makanan dan pertanian.
Gandum: sekitar 2 juta metrik ton senilai 500 juta dolar AS (Rp8,1 triliun), meningkat tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Impor akan dilakukan oleh PT Indofood.
Kapas: sekitar 63 ribu ton senilai 215 juta dolar AS (Rp3,5 triliun). Jumlah ini meningkat 93 ribu ton dibandingkan 2024, dan akan diimpor oleh PT Indorama.
2. Pembelian produk energi dari Amerika Serikat
Pemerintah juga berkomitmen meningkatkan impor energi dari AS hingga 15 miliar dolar AS (Rp243 triliun) yang dilakukan PT Pertamina (Persero), meliputi:
LPG: senilai 3 miliar dolar AS (Rp48,6 triliun), naik 70 persen dibandingkan periode sebelumnya. Impor akan dilakukan oleh Pertamina.
Minyak mentah: senilai 4,25 miliar dolar AS (Rp68,85 triliun), meningkat 38 persen dibandingkan tahun lalu.
Bensin: senilai 8 miliar dolar AS (Rp129,6 triliun).
3. Potensi kerja sama sektor penerbangan
Indonesia juga menyodorkan peluang kerja sama komersial di sektor penerbangan yang akan dilaksanakan oleh PT Garuda Indonesia, antara lain:
Pengadaan pesawat: senilai 3,2 miliar dolar AS (Rp51,8 triliun) hingga 2029.
Layanan perawatan pesawat: gabungan nilai layanan yang sudah ada dan rencana tambahan dari AS diperkirakan mencapai 11,2 miliar dolar AS (Rp181,4 triliun) hingga 2041.