Ayu mulai membuka usaha saat kelas 2 SMA, tepatnya pada 4 Maret 2014. Meminjam teras toko baju papanya, ia berjualan jus buah dan capuccino cincau di gerobak berukuran 1,5x1 meter.
"Jus buah harganya Rp3 ribu, kalau capuccino cincau Rp4 ribu. Di situ aku mulai bagi waktu antara sekolah dan jualan," kata Ayu.
Ayu lantas memilih nama Kampez untuk usahanya. Kampez merupakan akronim dari Kampung Es. Saat ini, Kampez telah dipatenkan di HAKI. "Emang aneh, sih, kalau dibalik jadi sempak, haha. Tapi nama ini bawa hoki. Orang kan jadi penasaran, kepo, akhirnya mampir," tuturnya.
Karena dagangan Ayu semakin laris, akhirnya papanya memutuskan menutup toko baju dan memperluas bisnis minuman. Toko yang semula berisi baju diganti meja dan kursi buat pelanggan. Lambat laun, Ayu bisa mengontrak dua toko di Kecamatan Jenggawah.
"Awal ide jualan itu karena suka jalan-jalan, apalagi saat itu sedang booming minuman yang temanya capuccino cincau. Karena respons pasar makin bagus, kami tambah menu seperti nasi goreng, roti bakar, soto, lalapan, dan banyak macamnya," ungkapnya.