Selain faktor fundamental dari data tenaga kerja, ketidakpastian global juga meningkat setelah mantan Presiden AS, Donald Trump, menetapkan tarif impor sebesar 35 persen terhadap produk Kanada.
Wacana ini memicu kekhawatiran pelaku pasar akan potensi perang dagang baru yang bisa mengguncang stabilitas ekonomi global.
"Akibat tekanan eksternal tersebut, nilai tukar rupiah diperkirakan akan bergerak di kisaran Rp16.200 hingga Rp16.300 per dolar AS dalam waktu dekat," kata dia.
Sementara itu, prospek pemangkasan suku bunga yang sebelumnya menjadi harapan pasar tampak semakin mengecil. Dengan data ekonomi AS yang masih menunjukkan kekuatan, peluang bagi bank sentral AS (The Fed) untuk menurunkan suku bunga acuan dalam waktu dekat.
"Saat ini perkiraan suku bunga acuan masih dua kali 25bps," kata dia.