Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jepang Akan Tingkatkan Impor Beras AS Sesuai Kuota Bebas Tarif

ilustrasi beras ketan (unsplash.com/dariomendez)
ilustrasi beras ketan (unsplash.com/dariomendez)
Intinya sih...
  • Jepang tetap berkomitmen untuk meningkatkan impor beras dari AS, namun semuanya akan dilakukan dalam kerangka kuota bebas tarif minimum-access yang telah ditetapkan World Trade Organization (WTO).
  • Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan kedua negara telah menyepakati penurunan tarif dari 25 persen menjadi 15 persen. Detail perjanjian tersebut juga mencakup investasi Jepang sebesar 550 miliar dolar AS (Rp8,9 kuadriliun) ke Amerika.

Jakarta, IDN Times - Jepang menyatakan kesiapannya melakukan impor beras dalam jumlah lebih besar dari Amerika Serikat (AS), namun tetap dalam batas kuota bebas tarif yang berlaku. Kebijakan tersebut disampaikan oleh Perdana Menteri (PM) Shigeru Ishiba melalui konferensi pers di Tokyo pada Rabu (23/7/2025).

Keputusan ini muncul setelah kesepakatan dagang bilateral terbaru antara Jepang dan AS yang diumumkan pada Selasa (22/7) malam. Pemerintah Jepang menegaskan, langkah ini sebagai bukti keberhasilannya dalam melindungi sektor pertanian domestik meski tekanan negosiasi cukup tinggi.

1. Penjelasan Ishiba terkait tambahan impor dan perlindungan petani

Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba. (x.com/JPN_PMO)

Shigeru Ishiba menegaskan, Jepang tetap berkomitmen untuk meningkatkan impor beras dari AS, namun semuanya akan dilakukan dalam kerangka kuota bebas tarif minimum-access yang telah ditetapkan World Trade Organization (WTO).

“Fakta yang benar adalah beras minimum-access yang diimpor melalui skema perdagangan negara tetap bebas tarif,” ujarnya.

Ia menambahkan, pemerintah tidak akan mengorbankan petani domestik dan akan memberikan dukungan jika ada dampak dari kebijakan baru tersebut. Ishiba menegaskan, kebijakan impor ini merupakan langkah kompromi karena Jepang ingin menghindari kenaikan tarif besar terhadap produk otomotif yang selama ini menjadi andalan ekspor Jepang ke AS.

“Sebagai negara berdaulat, kami tidak bisa membiarkan budidaya padi menurun karena impor yang berlebihan,” sambung Ishiba menanggapi tekanan dari Presiden AS.

2. Rincian kesepakatan tarif dan nilai investasi

Rincian proposal RI ke Amerika.png
Donald Trump (Dok. White House)

Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan bahwa kedua negara telah menyepakati penurunan tarif dari 25 persen menjadi 15 persen. Detail perjanjian tersebut juga mencakup investasi Jepang sebesar 550 miliar dolar AS (Rp8,9 kuadriliun) ke Amerika.

“Kesepakatan ini akan membuka pasar Jepang untuk produk, termasuk mobil, truk, beras, dan beberapa hasil pertanian,” kata Trump dalam pengumuman resminya, dilansir CNBC.

Tarif otomotif yang dikenakan Amerika terhadap produk Jepang akan langsung turun menjadi 15 persen dari sebelumnya 25 persen, menurut sumber pemerintah Jepang. Sebagai bagian dari kompromi tersebut, peningkatan kuota impor beras AS secara bebas tarif menjadi bagian dari paket perundingan.

3. Mekanisme pelelangan impor beras

ilustrasi beras (freepik.com/zirconicusso)

Kementerian Pertanian Jepang mengumumkan pada Juni 2025, pelelangan pertama beras bebas tarif dengan kuota 30 ribu ton, tiga bulan lebih cepat dari jadwal normal, guna menyikapi lonjakan harga dan kelangkaan beras. Pelelangan berikutnya dijadwalkan berlangsung setiap bulan hingga kuota tahunan 100 ribu ton terpenuhi.

“Harga beras belum turun signifikan, jadi ini bukan saatnya untuk mengendorkan intervensi,” kata Menteri Pertanian Jepang, Shinjiro Koizumi.

Pada tahun fiskal 2023, Jepang telah mengimpor 348 ribu ton beras minimum-access dari AS, setara 45 persen dari kuota tahunan 770 ribu ton. Pada periode April 2024 hingga Februari 2025, sebanyak 1.497 ton beras sempat diimpor melebihi kuota karena krisis pasokan, meningkat drastis dibanding tahun-tahun sebelumnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us