Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Ekspor (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi Ekspor (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Jepang dan Inggris menjadi negara maju yang mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi. Bahkan kedua negara ini masuk dalam resesi teknis karena sudah dua kuartal beruntun mengalami kontraksi.

Kendati demikian terlalu dini menilai bahwa Jepang dan Inggris akan memasuki kondisi resesi ekonomi. Menurut National Bureau of Economic Research (NBER), resesi secara luas diartikan sebagai penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi yang tersebar di seluruh ekonomi, berlangsung lebih dari beberapa bulan.

Hal tersebut biasanya terlihat dalam produk domsetik bruto (PDB) riil, pendapatan riil, lapangan kerja, produksi industri, serta penjualan grosir-eceran.

Di tengah kondisi tersebut, pemerintah Indonesia melakukan monitor dampak transmisi perlambatan ekonomi global terhadap perekonomian nasional, khususnya Jepang.

1. Jepang jadi salah satu tujuan utama ekspor RI

bendera Jepang (unsplash.com@gronemo)

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan, Indonesia memiliki hubungan kerja sama yang baik dengan Jepang, seperti pada aspek investasi dan ekspor-impor.

"Jepang menjadi salah satu tujuan utama ekspor bagi Indonesia dengan komoditas utama ekspor batu bara, komponen elektronik, nikel, dan otomotif," kata dia dalam keterangannya, Sabtu (17/2/2024).

Tercatat, ekspor Indonesia ke Jepang sepanjang 2023 berada pada peringkat ke-4 dengan total mencapai 18,8 miliar dolar AS. Sementara Foreign Direct Investment Jepang ke Indonesia pada periode yang sama juga berada di peringkat ke-4 dengan total mencapai 4,63 miliar dolar AS.

2. Bentuk Tim Satgas Peningkatan Ekspor Nasional

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. (IDN Times/Imam Faishal)

Pemerintah menerbitkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 416 Tahun 2023 tentang Tim Pelaksana dan Kelompok Kerja Satuan Tugas Peningkatan Ekspor Nasional sebagai tindak lanjut Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2023 tentang Satgas Peningkatan Ekspor Nasional. Ini untuk menjaga ketahanan sektor eksternal yakni neraca dagang.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto bertindak sebagai Ketua Tim Pengarah dan beranggotakan para menteri terkait serta pelaku usaha.

Satgas ini akan berupaya meningkatkan kinerja ekspor nasional guna memperkuat neraca perdagangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi, baik melalui penguatan pasokan ekspor, diversifikasi pasar ekspor, penguatan pembiayaan dan kerja sama internasional, serta pengembangan ekspor UMKM.

Selain itu, pemerintah juga berupaya melakukan penjajakan dalam rangka membuka pasar baru untuk pengembangan ekspor.

Ada enam Kelompok Kerja dalam satgas yang telah dibentuk berdasarkan tugas dan kewenangannya masing-masing, di antaranya yakni Pokja 1 (Bidang Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing Sumber Daya dan Industri Ekspor), Pokja 2 (Bidang Diplomasi, Promosi dan Pengembangan Pasar Ekspor).

Selanjutnya, Pokja 3 (Bidang Simplifikasi, Sinkronisasi, dan Integrasi Proses Bisnis dan Layanan Ekspor), Pokja 4 (Bidang Pembiayaan Ekspor), Pokja 5 (Bidang Peningkatan Ekspor UMKM), serta Pokja 6 (Bidang Regulasi).

3. 12 negara prioritas ekspor RI

Ilustrasi Ekspor

Salah satu yang menjadi concern pemerintah, khususnya tim Satgas Peningkatan Ekspor Nasional adalah kinerja sektor migas yang defisit sebesar 1,3 miliar dolar AS.

Hal ini terjadi di tengah neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2024 masih melanjutkan tren surplus 45 bulan berturut-turut sebesar 2,02 miliar dolar AS, yang didukung oleh kinerja sektor nonmigas sebesar 3,32 miliar dolar AS.

"Untuk itu, masing-masing pokja saat ini tengah menyusun rencana kerja berupa quick win, rencana jangka pendek, jangka menengah, hingga jangka panjang guna mengatasi hal tersebut," ujarnya.

Satgas juga telah menentukan 12 negara prioritas tujuan ekspor Indonesia, yakni Arab Saudi, Belanda, Brazil, Chili, China, Filipina, India, Kenya, Korea Selatan, Meksiko, UEA, dan Vietnam.

Sementara produk ekspor prioritas yang ditetapkan mulai dari ikan dan olahan ikan, sarang burung walet, kelapa dan kelapa olahan, kopi dan rempah olahan, bahan nabati dan margarin, kakao, makanan olahan, bungkil dan pakan ternak, semen, produk kimia, karet dan produk dari karet, kulit dan produk dari kulit, pulp dan kertas, TPT dan alas kaki, logam mulia dan perhiasan, mesin-mesin, elektronik, otomotif, furnitur, serta mainan.

Satgas juga fokus memperluas akses pasar dengan mendorong penyelesaian perundingan perjanjian, khususnya Indonesia-EU CEPA, peluang Indonesia masuk blok perdagangan The Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP), dan aksesi Indonesia menjadi anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).

Editorial Team