Catat! 9 Hal Ini Jadi Penyebab Gajimu Tak Pernah Merasa Cukup
Ilustrasi gaji (IDN Times/Arief Rahmat)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Setiap orang tentu ingin memiliki gaji yang besar agar bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Meski begitu, nyatanya banyak orang masih sering mengeluhkan gaji yang diterimanya tak cukup dan cenderung pas-pasan.
Hal itu sebenarnya bisa saja terjadi bukan karena nominal gaji yang didapat kecil atau terlalu sedikit. Namun, karena pengelolaan keuangan yang buruk.
Dikutip dari cermati.com, ada beberapa alasan yang membuat seseorang tak pernah merasa cukup dengan gaji nya. Berikut ulasannya!
Baca Juga: Erick Thohir: Gaji Agen BRILink 2 Kali Gaji Menteri
1. Gaya hidup hedonisme
ilustrasi hedonisme(pexels.com/id-id/elevate)Gaya hidup hedonisme selalu dikaitkan dengan perilaku konsumtif dan senang menghambur-hamburkan uang. Biasanya, orang dengan gaya hidup seperti ini cenderung tak pernah berpikir panjang ketika membeli barang yang diinginkannya.
Hal itulah yang membuat seseorang dengan gaya hidup hedonisme tak pernah merasa cukup dengan uang yang dimiliki.
2. Kebiasaan merokok dan minum alkohol
ilustrasi merokok (pexels.com/Oleg Magni)Selain merugikan kesehatan, kebiasaan merokok dan meminum alkohol juga bisa menyebabkan kanker alias kantong kering. Seperti diketahui, baik rokok maupun alkohol memiliki harga yang terbilang tidak murah.
Bila kebiasaan ini dilakukan setiap hari dan terus menurus, maka berapapun gaji yang didapat tidak akan pernah cukup.
3. Tidak bisa membedakan mana yang irit dan mana yang pelit
Pexels.com/KuncheekBanyak orang yang tidak bisa membedakan antara irit dan pelit. Maksud hati ingin beririt, namun terkesan pelit yang akhirnya malah lebih merugi. Orang irit akan menyisakan uang nya untuk kepentingan masa depan, sedangkan orang pelit hanya mau mengeluarkan sedikit uang.
Misalnya seseorang enggan mengeluarkan uang untuk membeli polis asuransi dengan alasan beririt. Padahal dengan adanya asuransi, seseorang bisa lebih berhemat bila ada kejadian tak terduga seperti kecelakaan atau sakit yang membutuhkan dana besar.
Baca Juga: 5 Tips Mengatur Keuangan saat Penghasilan Pas-pasan, Jangan Boros!
4. Selalu mengejar barang obral dan diskon
Ilustrasi Promo/Diskon di Mal. IDN Times/AnataSiapa yang tak suka diskon? Semua orang, terutama kaum hawa tentu sangat menyukai diskon. Kegemaran berburu diskon memang merupakan hal yang baik. Seseorang bisa mendapat barang yang dibutuhkan dengan harga yang lebih murah.
Meski begitu, kebiasaan mengejar diskon ini sebenarnya tak selalu baik. Sebab akan mendorong seseorang untuk membeli sebuah barang dalam jumlah banyak meski sebenarnya tidak diperlukan.
5. Tidak paham layanan keuangan
Editor’s picks
Ilustrasi Bank. (IDN Times/Aditya Pratama)Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2020, sebanyak 76,19 persen masyarakat Indonesia telah menggunakan layanan keuangan. Meski begitu, banyak dari mereka yang belum paham tentang layanan keuangan itu sendiri.
Padahal memahami layanan keuangan akan memberikan banyak manfaat dalam pengelola keuangan yang lebih baik.
Baca Juga: 7 Jurus Jitu Mengatur Keuangan Rumah Tangga dengan Gaji Rp5 Jutaan
6. Selalu defisit
Ilustrasi keuangan. (IDN Times/Mardya Shakti)Defisit keuangan terjadi ketika pendapatan tidak sebesar pengeluaran. Biasanya hal ini terjadi kepada kamu yang kurang cermat dalam mengatur keuangan. Akhirnya, gaji yang didapat masih tak cukup, bahkan kurang untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.
Mulailah untuk lebih bijak mengatur keuangan mu. Buatlah rencana keuangan yang matang agar pengeluaran mu tidak melebihi pendapatan.
7. Enggan membuat anggaran bulanan dan tak sadar pentingnya investasi
ilustrasi rencana keuangan (pexels.com/Bich Tran)Nyatanya, masih banyak orang yang tidak membuat anggaran bulanan untuk mengelola gaji yang diterima nya. Padahal dengan membuat pos anggaran per bulan dengan baik, maka akan melatih diri untuk disiplin dan bijak menggunakan penghasilan.
Begitu juga dengan investasi. Tak sedikit dari masyarakat yang masih menganggap bahwa untuk menyimpan uang cukup dengan menabung. padahal ada faktor-faktor seperti inflasi dan gangguan finansial makro lainnya yang dapat mengganggu nilai tabungan.
Baca Juga: 3 Cara Atasi Kondisi Mendesak saat Gak Punya Dana Darurat
8. Menganggap sepele asuransi
ilustrasi asuransi (IDN Times/Mardya Shakti)Sama seperti investasi, masih banyak orang yang menganggap bahwa memiliki asuransi bukanlah suatu hal yang penting. Padahal, asuransi merupakan bentuk antisipasi bila terjadi kondisi tak terduga seperti sakit atau kecelakaan.
Dengan adanya asuransi, maka biaya tagihan dan pengobatan ketika seseorang mengalami sakit atau kecelakaan akan dilindungi asuransi.
9. Terlalu banyak kartu kredit dan minim bayar tagihan
pixabay.com/TheDigitalWayPunya banyak kartu kredit sebenarnya tak masalah, asalkan kamu bisa mengelolanya dengan benar. Jangan sampai kamu terlena oleh kemudahan kartu kredit dan mengajukan terlalu banyak kartu, namun kamu tidak bisa membayar tagihannya dengan benar.
Hal tersebut tentu saja akan menyulitkan mu dan memperburuk kondisi keuangan mu.
Baca Juga: 5 Cara Tepat Menyiapkan Dana Darurat, Buat Jaga-Jaga
Berita Terkini Lainnya
