Ilustrasi ekonomi terdampak pandemik COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)
Sementara itu, penyebab pelemahan rupiah pada pembukaan dan penutupan perdagangan hari ini tak terlepas dari aktivitas pelaku pasar yang mulai mencermati perkembangan varian baru COVID-19 yang terus meningkat.
DKI Jakarta menjadi wilayah dengan lonjakan kasus COVID-19 terbesar atau berkontribusi terhadap 20 persen dari seluruh kasus COVID-19 di seluruh Indonesia. Hal itu pun berimbas pada diberlakukannya pembatasan kegiatan sosial di Jakarta, yakni maksimal hingga pukul 9 malam dan berkumpul tidak lebih dari lima orang.
"Saat aktivitas dan mobilitas masyarakat dibatasi, maka 'roda' ekonomi bakal sulit berputar kencang. Apalagi kalau sampai lockdown, bisa berhenti sama sekali. Oleh karena itu, perekonomian masih diliputi oleh risiko yang sangat tinggi. Lonjakan kasus corona yang mungkin direspons dengan pembatasan kegiatan masyarakat akan membuat ekonomi 'mati suri', ungkap Ibrahim.
Ibrahim pun memproyeksikan kurs rupiah bakal dibuka fluktuatif pada perdagangan esok hari atau Selasa (22/6/2021).
"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, tetapi ditutup melemah di rentang Rp14.410-Rp14.460," sambung Ibrahim.