Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Panik (IDN Times/Mardya Shakti)
Ilustrasi Panik (IDN Times/Mardya Shakti)

Jakarta, IDN Times - Masih ingat fenomena panic buying? Di awal pandemik COVID-19, tepatnya Maret 2020 fenomena ini terjadi di perkotaan, di mana masyarakat panik akan penyebaran virus, lalu berbelanja kebutuhan pokok ke supermarket dengan jumlah yang berlebihan.

Baru-baru ini, pandemik COVID-19 mengalami lonjakan. Bahkan, Kamis (24/6/2021) kemarin kasus harian COVID-19 di Indonesia pecah rekor, yakni tembus 20.574 orang.
Dalam menghadapi lonjakan kasus, masyarakat diminta untuk tak mengulangi fenomena panic buying. 

1. Stok kebutuhan pokok dipastikan aman

Ilustrasi Supermarket (IDN Times/Anata)

Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansyah memastikan, stok kebutuhan pokok baik di minimarket, supermarket, dan hypermarket aman, alias cukup. Ia pun meminta masyarakat untuk berbelanja sesuai kebutuhan.

"Kalau sekarang belum. Stok cukup kok, bahkan berlebih, jadi jangan khawatir. Cuma kalau dalam waktu singkat diborong, orang biasa beli telur 1 Kg dia beli 10 Kg ya jebol juga stoknya. Supplier kan mengirimnya ada jadwalnya. Jadi peritel itu siap untuk menyediakan kebutuhan bahan makanan, semua stok aman," kata Budi ketika dihubungi IDN Times, Jumat (25/6/2021).

2. Supplier turun omzet

Ilustrasi ekonomi terdampak pandemik COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)

Bahkan, menurut Budi saat ini para pemasok atau supplier mengalami penurunan omzet. Dengan demikian, stok dipastikan akan tetap aman.

"Tidak ada lonjakan (permintaan) yang berarti. Bila tidak diperlukan jangan menyetok, semua cukup, gak ada masalah. Dari supplier kita cek semua aman, malah supplier ada penurunan omzet. Artinya mereka justru stoknya jadi di gudang, maksudnya ada stok," papar Budi.

3. Penerapan prokes di supermarket

Ilustrasi Supermarket (IDN Times/Anata)

Budi mengatakan, penerapan protokol kesehatan (prokes) di ritel-ritel masih berjalan dengan ketat. Bahkan, saat ini Hippindo sedang menjalankan program vaksinasi COVID-19, yang ditargetkan untuk 500 ribu garda terdepan ritel.

"Kalau ke internal ya kita sudah ada protokol kesehatan yang sesuai anjuran Pemda, misalnya di dalam 1 toko ada beberapa orang antrean, social distancing, kasir selang-seling, kalau yang masuk banyak kita siapkan tunggu di luar supaya tidak masuk ke toko. Jadi semua itu sudah menjadi SOP kita. Kita juga sekarang ada tugas vaksinasi nasional," papar dia.

Nantinya, karyawan ritel yang sudah divaksinasi akan diberikan pin, sehingga konsumen merasa aman untuk berbelanja di ritel tersebut.

Editorial Team