Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
PHOTO-2025-07-08-15-34-42.jpeg
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur (The Sanur). (dok. InJourney)

Intinya sih...

  • KEK Sanur dijadikan sebagai daya tarik investor global ke Indonesia.

  • Kehadiran KEK Sanur berpotensi meningkatkan devisa Indonesia Rp19 triliun

  • KEK Sanur mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 18.375 orang.

Jakarta, IDN Times - Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) menjadikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur (The Sanur) sebagai daya tarik investor global ke Indonesia.

Kepala BPI Danantara, Rosan Roeslani, mengatakan KEK Sanur yang telah diresmikan Presiden Prabowo Subianto pada 25 Juni 2025 lalu itu telah menjadi aset strategis, khususnya di sektor pariwisata dan kesehatan.

"Kami memastikan aset-aset ini dikelola secara optimal untuk mendorong pertumbuhan investasi. Melalui KEK Sanur, kami melihat potensi besar untuk menarik investor global di dua industri besar yang menjadi motor penggerak ekonomi nasional, yakni sektor kesehatan dan sektor pariwisata," kata Rosan dikutip Selasa (8/7/2025).

1. Kehadiran KEK Sanur bisa tambah devisa ke Indonesia Rp19 triliun

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur (The Sanur). (dok. InJourney)

Di Asia Tenggara, pariwisata kesehatan merupakan industri yang memiliki potensi nilai hingga Rp800 triliun per tahun. Angka itu diperkirakan akan terus tumbuh lebih dari 12 persen setiap tahun.

Dengan hadirnya The Sanur sebagai KEK Kesehatan pertama di Indonesia, diestimasikan pada 2030 terdapat sekitar empat hingga delapan persen penduduk Indonesia yang sebelumnya berobat di luar negeri dapat beralih ke The Sanur. Kontribusi The Sanur diperkirakan dapat menahan laju devisa yang ke luar mencapai Rp86 trillun, dan menambah devisa ke Indonesia sebesar Rp19 triliun.

2. Sudah jadi rebutan klinik internasional

Presiden Prabowo meresmikan Bali International Hospital dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur, Rabu (25/6/2025) (Youtube.com/Sekretariat Presiden)

The Sanur dibangun di atas lahan seluas 41,26 hektare (ha), yang dikembangkan sebagai health and wellness destination di Indonesia dengan dilengkapi fasilitas kesehatan dan pariwisata terintegrasi.

Fasilitas kesehatan yang dimaksud, di antaranya International Medical Facility, yaitu Bali International Hospital yang berkapasitas hingga 240 ribu pasien dengan dilengkapi berbagai klinik internasional dengan Center of Excellence yang meliputi CONGO (Cardiology, Oncology, Neurology, Gastroenterology, Orthopedics), Stem Cell, Aesthetic Surgery, Fertility Treatments, Eye Specialists, dan Geriatric.

Selain itu, terdapat juga berbagai brand ternama di dunia, di antaranya Alster Lake Clinic, klinik terapi sel asal Jerman yang berfokus pada healthy aging dan self regeneration. The Sanur juga dilengkapi dengan akomodasi hotel dengan fasilitas bintang lima yakni The Meru Sanur dan Bali Beach Hotel, yang merupakan hotel tertinggi di Bali dengan 10 lantai dan 274 kamar.

Ada juga Convention Center berstandar internasional yang mampu menampung 5.000 tamu, ethnobotanical garden seluas empat hektare sebagai paru-paru kawasan, infrastruktur dasar seperti ground water tank, waste treatment plant, TPS, dan Power House, Command Center, area komersial serta Sentra UMKM Sanur sebagai rumah bagi para pelaku UMKM Sanur. Menteri BUMN, Erick Thohir menegaskan pentingnya menghadirkan layanan kesehatan berkualitas tinggi dalam negeri.

"Tiap tahun sekitar dua juta masyarakat kita berobat ke luar negeri dan menghabiskan hampir Rp150 triliun. Ini menjadi tantangan besar yang harus dijawab secara sistemik dan KEK Sanur adalah bagian dari jawabannya," ujar Erick.

3. Serap belasan ribu tenaga kerja

Presiden RI Prabowo Subianto meresmikan KEK Sanur (IDN Times/Ayu Afria)

The Sanur juga mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 18.375 orang. Holding BUMN sektor aviasi dan pariwisata PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney melalui anak usahanya, InJourney Hospitality, sebagai pengelola KEK Sanur, terus berkomitmen untuk mengembangkan kawasan tersebut.

Direktur Utama InJourney, Maya Watono, mengatakan sektor pariwisata merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia dan juga menjadi salah satu penyumbang devisa utama bagi negara.

"Kami memproyeksikan KEK Sanur dapat membuka kesempatan ribuan lapangan kerja baru dan mendorong peningkatan jumlah wisatawan mancanegara untuk berwisata dan berobat ke Indonesia," tutur Maya.

Editorial Team