Kembangkan Bisnis Kreatif Kekinian, Ini Rahasia Sukses Broadway Group!

21 Mar 2020, 09:46 WIB

(Dok. Broadway Jakarta)

Jakarta, IDN Times - Bermula dari hobi di bidang event organizer, William Ernest Silanoe (27 tahun) kini serius menekuni bisnis ekonomi kreatif. Siapa sangka, Broadway Group Jakarta yang didirikannya kini berkembang pesat. Tentu saja, usahanya itu tidak serta-merta membuahkan hasil.

Ernest aktif di dunia Event Organizer (EO) semenjak kelas 2 SMA. Ia merupakan lulusan Universitas Prasetya Mulya jurusan Business pada 2014. Menurut Ernest, kerja event management merupakan salah satu fungsi kunci dari aktivitas pemasaran. Itu dapat memberikan dampak menaikkan brand awareness, meningkatkan loyalitas pelanggan, atau mengatrol kenaikan penjualan.

Mau tahu apa saja resep mempertahankan bisnis ekonomi kreatif? Berikut hasil wawancara IDN Times bersama Ernest. Simak, ya!

1. Ceritain dong awal mula mendirikan Broadway Group Jakarta?

(Dok. Broadway Jakarta)

Jadi memang singkatnya kami mulai pada 2010, saat saya dan partner saya lulus SMA. Saya buat EO bernama Broadway Entertainment.

Lalu, pada , 2014-2015 kami mulai berpikir untuk menjajal food and beverage. Akhirnya kami wujudkan di tahun 2016, mulai dari coffee shop, tea house, sampai buka Ms. Jackson Music Bar pada 2018. Kami kembangkan lagi di service, penyedia jasa security dan valey, sampai buka resor khusus aktivitas surfing yang berada di Krui, Lampung. Namanya Cabana Surf and Stay.

2. Apakah ada rencana ekspansi lagi?

(Dok. Broadway Jakarta)

Sebenarnya tawaran yang datang banyak sekali, tapi kami hold dulu. Apalagi kalau hasilnya gak sesuai target market. Kami pernah juga riset ke Bali, ternyata behavior customer beda. Sampai saat ini kami belum menentukan ekspansi lagi, tapi yang jelas tahun ini kami akan buka tiga outlet baru di Senopati. Kira-kira bulan Oktober-November 2020.

3. Adakah target jangka pendek dan jangka panjang?

(Dok. Broadway Jakarta)

Tentu ada, dong. Target revenue kami sekitar Rp100 miliar per tahun dari outlet. Dalam 5 tahun ke depan, kami berupaya agar bisnis entertainment ini akan IPO di bursa. Tim internal kami sedang melihat, ternyata belum ada bisnis entertainment melantai di bursa. Kami cek, kenapa belum bisa? Kami bikin riset matang dulu.

Kalau jangka pendek, kami baru akan buka 3 outlet di Senopati.

4. Sebenarnya, apa sih yang membedakan Broadway Group Jakarta dengan bisnis serupa di luar sana?

(Dok. Broadway Jakarta)

Pertama, kami mau menjadikan bisnis karya anak bangsa. Saat ini kami melihat banyak enterpreneur bikin bisnis baru, tapi gak lama kemudian gulung tikar. Setelah ditelusuri, ternyata riset mereka gak kuat.

Sementara, kami pakai riset mendalam. Kenapa pakai layout ini untuk outlet A, kenapa memilih wilayah ini, itu semua hasil riset. Pembedanya adalah setiap ekspansi divisi baru risetnya lama, hampir setahun.

Dari awal sebelum buka outlet, kami riset dulu. Kami lihat bisnis-bisnis di Jakarta kadang sekadar jualan saja. Padahal, bisnis gak meulu apa yang kita suka, tapi market sukanya apa? Sehingga ketika jalan, promonya sesuai dengan yang diinginkan target market.

5. Jadi, riset adalah strategi mempertahankan bisnis?

(Dok. Broadway Jakarta)

Betul. Semua strategi bisnis kami berdasarkan riset. Kita bisa lihat strateginya apa. Kalau misalnya gak bakal sustain, ya gak bakal dilanjut. Ada short analisis, jangan ikut arus saja. Misal lagi ramai kopi, lalu pada buat kopi semua.

So far sampai saat ini kami masih pakai digital marketing, engagement cukup tinggi. Kami menyasar anak-anak muda, lebih dekat dengan millennials. Jadi kami bisa olah strateginya.

6. Apa tantangan yang paling berat dihadapi tim?

(Dok. Broadway Jakarta)

Yang pasti, market-nya cukup berkembang tahun ini. Dunia life bar sedang berkembang pesat, kompetitornya gak sedikit. Di Senopati saja banyak tempat baru bermunculan. Kami lihat itu sebagai tantangan, bagaimana agar kami bisa terus berinovasi dengan konsep yang lebih baru. Persaingannya bisa 1 banding 3. Jadi kami siapkan tim marketing, bikin event bagus, dan banyak lagi.