Jakarta, IDN Times- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menilai kesepakatan antara Amerika Serikat (AS) dan China untuk menurunkan tarif resiprokal selama 90 hari turut mempertegas efektivitas diplomasi dan negosiasi sebagai instrumen untuk mengurangi berbagai bentuk restriksi perdagangan.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu, Deni Surjantoro, mengatakan langkah ini menunjukkan bahwa pendekatan dialog dan kerja sama tetap relevan dan mampu menghasilkan solusi konkret di tengah dinamika geopolitik global yang semakin kompleks.
Kesepakatan AS-China juga membuka peluang untuk terbentuknya sistem rantai pasok global yang lebih terdiversifikasi namun tetap saling terkoneksi. Artinya, dunia tidak lagi terlalu bergantung pada satu atau dua pusat produksi, melainkan membagi risiko dan manfaat ke lebih banyak negara.
"Selain itu, meredanya ketegangan ini berpotensi mendorong pergeseran rantai pasok global ke arah yang lebih terdiversifikasi namun tetap saling terkoneksi” ujar Deni kepada IDN Times, Jumat (16/5/2025).