Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi emas (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi emas (pexels.com/Pixabay)

Sejak ribuan tahun lalu, emas sudah dianggap sebagai lambang kekayaan, kekuasaan, hingga status sosial seseorang. Salah satu alasan utama kenapa emas disebut logam mulia karena memiliki karakteristik unik yang membuatnya berbeda jauh dari logam biasa seperti besi atau tembaga. Padahal, jika dilihat sekilas, emas hanya tampak seperti logam berwarna kuning yang mengilap.  

Selain itu, sifat kimia emas sangat unik karena ia mampu bertahan dari berbagai reaksi korosi atau oksidasi yang sering menyerang logam lain. Logam ini tidak mudah teroksidasi maupun terurai, menjadikannya cocok untuk disimpan dalam jangka panjang. Maka dari itu, tak heran jika emas kerap dijadikan alat lindung nilai atau safe haven oleh banyak investor.

Untuk mengetahui lebih dalam kenapa emas disebut logam mulia, simak penjelasan berikut secara lengkap.

1. Kelangkaan dan proses ekstraksi yang tidak mudah menjadi faktor utama

ilustrasi emas (pexels.com/Pixabay)

Emas memang tidak mudah ditemukan di sembarang tempat. Keberadaannya di dalam bumi sangat terbatas dan terkonsentrasi hanya di wilayah tertentu. Fakta ini membuat emas menjadi komoditas yang bernilai tinggi karena tidak bisa didapatkan secara massal seperti logam-logam lainnya.

Proses untuk memperoleh emas pun sangat panjang, dimulai dari eksplorasi tambang, ekstraksi bijih, hingga pemurnian logam. Setiap tahap membutuhkan teknologi canggih dan biaya besar.

Penambangan emas juga bukan pekerjaan ringan. Dalam satu ton batuan tambang, kandungan emas yang bisa diperoleh sering kali tidak sampai satu gram. Artinya, butuh sumber daya yang sangat besar hanya untuk menghasilkan sedikit emas murni. Kondisi inilah yang menjadikan emas begitu istimewa dan berbeda dari logam lainnya. Inilah alasan mengapa emas dianggap sebagai logam yang berharga dan istimewa, bukan barang biasa.

2. Stabilitas kimia emas tak tertandingi oleh logam lain

ilustrasi emas (pexels.com/Michael Steinberg)

Secara kimia, emas memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari unsur logam lain. Emas dikenal karena kemampuannya yang kuat dalam menahan oksidasi dan karat. Emas tidak bereaksi dengan udara, air, maupun zat kimia lain yang biasa menyebabkan logam berkarat atau rusak. 

Berbeda dengan besi yang mudah berkarat jika terkena air atau perak yang bisa menghitam akibat paparan sulfur di udara, emas justru tetap utuh tanpa perubahan warna atau bentuk. Inilah alasan mengapa perhiasan emas bisa tetap bersinar meski disimpan selama puluhan tahun.

Sifat inersia emas ini menjadikannya sangat cocok untuk digunakan dalam berbagai produk bernilai tinggi, mulai dari perhiasan, komponen elektronik, hingga alat kesehatan. Keistimewaan yang hanya dimiliki oleh emas membuatnya menjadi logam mulia yang sangat bernilai dan dihargai tinggi oleh banyak masyarakat di seluruh dunia.

3. Nilai simbolik dan sejarah panjang turut membentuk persepsi masyarakat

ilustrasi emas (pexels.com/Michael Steinberg)

Sejak zaman kuno, emas menjadi simbol kemewahan sekaligus alat transaksi di banyak budaya. Sejak ribuan tahun lalu, tepatnya pada masa peradaban Mesir Kuno sekitar tahun 2000 SM, emas sudah dipakai sebagai hiasan sekaligus simbol kemewahan dan kekuasaan. Tradisi ini juga berlanjut ke zaman Yunani dan Romawi, di mana emas menjadi alat tukar sekaligus lambang status sosial yang tinggi. Pengaruh budaya inilah yang hingga kini masih melekat di benak masyarakat.

Tak hanya itu, emas juga memiliki daya tarik psikologis tersendiri. Warna khas emas yang memancarkan kilau kuning cerah sering diasosiasikan dengan kemewahan, kehangatan, serta kejayaan yang tahan lama. Saat seseorang memakai perhiasan emas, ada kesan prestise yang muncul secara otomatis. Hal ini memperkuat persepsi bahwa emas bukan sekadar logam biasa, tapi sesuatu yang berharga secara simbolik maupun emosional. Maka tak mengherankan jika emas terus diburu meskipun zaman sudah berubah.

Di tengah derasnya perkembangan teknologi dan instrumen keuangan modern, daya tarik emas justru semakin menunjukkan kekuatannya sebagai aset abadi. Memahami kenapa emas disebut logam mulia berarti menyadari bahwa nilainya bukan hanya terletak pada kilau fisiknya, tetapi juga dalam stabilitas, kelangkaan, hingga persepsi sosial yang terbentuk selama ribuan tahun. Saat ketidakpastian ekonomi datang silih berganti, emas tetap hadir sebagai penjaga nilai, simbol kestabilan, sekaligus penanda warisan yang tak lekang oleh waktu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team