ilustarsi jagung (pexels.com/Daniel Dan)
Sementara itu, berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), total produksi jagung di empat bulan awal tahun ini bisa mencapai 5,34 juta ton. Jumlah ini melebihi produksi di periode sama tahun sebelumnya sekitar 500 ribu ton.
Arief mengatakan, yang perlu diperhatikan bahwa kewajaran dan keseimbangan harga dapat selalu terjaga di semua lini dan hal itu juga menjadi concern yang disampaikan Presiden Joko Widodo.
Dia mengungkapkan, saat para peternak unggas kesulitan memperoleh jagung pakan dengan harga yang baik pada tahun lalu, pemerintah melalui Perum Bulog segera bantu melalui Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) jagung pakan.
"Di samping itu, kita dukung pula melalui mobilisasi stok pangan dari daerah yang surplus ke daerah yang minus," ucapnya.
Adapun realisasi program SPHP jagung yang telah dilaksanakan sejak tahun lalu hingga 14 Maret 2024 telah menyentuh 212 ribu ton atau 62 persen dari total pagu 343 ribu ton. SPHP jagung ini menyasar ke para peternak di 18 provinsi.
Sementara realisasi mobilisasi komoditas pangan melalui program Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) di 2023, dari total realisasi 2,6 ribu ton, komoditas jagung menempati jumlah salur tertinggi di angka 1,1 ribu ton. Bapanas menargetkan total FDP di angka 2,6 ribu ton pada tahun ini.
"Intinya kami di Badan Pangan Nasional akan menjalankan peran dalam menjembatani supaya ekosistem yang telah terbentuk selama ini, dapat berjalan semakin baik. Hari ini kondisi di petani jagung yang perlu kita antisipasi bersama dan hari ini telah ada komitmen dengan private sector dan asosiasi peternak dalam menyerap jagung dari petani," papar Arief.