Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Saham. (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi Saham. (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Anak perusahaan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, yakni PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL) masuk dalam indeks saham global, yakni FTSE Equity Global Index.

MTEL termasuk dalam FTSE Global Indeks untuk series Mid-Cap, FTSE All-World, FTSE All-Cap, dan FTSE Total Cap. Hal itu menjadikan saham MTEL sebagai satu-satunya saham bursa Indonesia yang masuk kedalam empat kategori tersebut.

1. Prospek saham MTEL usai masuk indeks global

ilustrasi investasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Menurut Analis Senior CSA Research Institute, Reza Priyambada masuknya MTEL ke dalam FTSE Equity Global Index bisa mendorong pemodal asing untuk memburu saham tersebut.

“Masuknya saham tersebut dalam FTSE Indeks bisa menjadi sentimen positif bagi pergerakan saham MTEL. Isu tersebut juga mendorong pemodal asing untuk mengakumulasi saham perusahaan,” kata Reza dikutip dari keterangan resmi, Jumat (24/6/2022).

2. Analis sebut kinerja keuangan MTEL cukup kuat

ilustrasi perusahaan (IDN Times/Aditya Pratama)

Lebih lanjut, Reza menilai secara fundamental MTEL memiliki kinerja keuangan yang positif, dengan adanya kas yang kuat, dan potensi bisnis yang menarik.

Dia juga menyoroti aksi buyback saham MTEL senilai Rp1 triliun dengan harga maksimal pembelian di Rp801 per saham.

3. Laba MTEL tumbuh 21,4 persen di kuartal I-2022

Ilustrasi Bisnis. (IDN Times/Aditya Pratama)

Sementara itu, analis Samuel Sekuritas Indonesia, Yosua Zisokhi menyoroti laba bersih MTEL tumbuh 21,4 persen di kuartal I-2022. karena adanya penambahan tenant baru serta minimnya kenaikan beban operasi. Dia pun memprediksi kinerja keuangan MTEL terus tumbuh.

“Kami memperkirakan potensi pertumbuhan MTEL ke depan masih besar, didukung dengan jumlah menaranya yang banyak (28.577 unit) dan tenancy ratio yang baru mencapai 1,51x. Kami tetap mempertahankan rekomendasi buy saham MTEL dengan target harga Rp915,” ujar Yosua.

Dia mengatakan proyeksi tersebut juga dilatarbelakangi rencana perusahaan menambah menara telekomunikasi dan tenant tahun ini. Perusahaan menganggarkan pendapatan untuk dapat tumbuh 10-11 persen secara year on year (yoy), dengan pertumbuhan EBITDA di angka 13 persen.

Editorial Team