Ada Pertemuan IMF-WB di Bali, Akankah Pariwisata Indonesia Bangkit?

Indonesia kaya dengan tujuan wisata yang tak kalah indah

Jakarta, IDN Times - Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan tahunan International Monetary Fund dan World Bank. Apakah pariwisata Indonesia akan bangkit dengan keberadaan pertemuan bertaraf internasional ini? 

Pertemuan tahunan IMF-WB itu akan dilaksanakan 9-15 Oktober 2018 di Bali. Sejumlah tokoh mulai dari perbankan, menteri keuangan, media, masyarakat, dan juga private sector executives dari segala penjuru dunia akan hadir dalam pertemuan ini.  

Dikutip dari situs Antara, mereka akan membahas permasalahan dunia termasuk prospek ekonomi, keseimbangan keuangan dunia, pembasmian kemiskinan, lapangan dan perkembangan pekerjaan, pengembangan ekonomi, dan juga perubahan iklim.

 Lalu, bagaimana pertemuan ini dapat memberikan manfaat yang baik untuk Indonesia? 

1. Memberikan pengaruh positif di sektor wisata

Ada Pertemuan IMF-WB di Bali, Akankah Pariwisata Indonesia Bangkit?ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

Pengaruh yang sudah jelas adalah terhadap perekonomian di bagian wisata, pengujung dari negara asing akan membawa mata uang asing yang kemudian akan digunakan. Ada 18.000 delegasi dari 189 negara yang akan hadir dan datang untuk acara di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) tersebut.

 Bisa dikatakan, sukses atau tidaknya acara ini bisa menjadi pertaruhan tak hanya bagi Bali tapi Indonesia secara keseluruhan. 

Koordinator DPP ASITA Wilayah Jawa Edwin Ismedi Himna, misalnya, mengatakan para pelaku industri perjalanan wisata berharap ajang pertemuan IMF-WB tidak semata mendatangkan dampak yang positif bagi sektor pariwisata Bali semata. 
Namun, wilayah peyangga Bali di Pulau Jawa bahkan wilayah lain di Indonesia diharapkan bisa menjadi bahan rekomendasi destinasi para delegasi. 
Dengan begitu, ajang akbar IMF-WB itu nyata-nyata mendatangkan dampak yang baik bagi para pelaku industri dan masyarakat sekaligus mendongkrak branding Indonesia di mata dunia. 

Bayangkan saja, pengunjung akan menghabiskan valas asal negara mereka dengan membayar sewa hotel, ruangan, transportasi, konsumsi, dan hiburan lainnya. Menurut Peter Jacobs, selaku Kepala Unit Khusus Annual Meetings IMF-WB Bank Indonesia, acara ini akan meningkatkan perekonomian dan sektor-sektor lainnya. 

2. Mahasiswa dari sekolah pariwisata diterjunkan

Ada Pertemuan IMF-WB di Bali, Akankah Pariwisata Indonesia Bangkit?Ilustrasi millennials (Pixabay/sasint)

Untuk menyukseskan acara itu, ratusan mahasiswa dari sekolah pariwisata di Indonesia diterjunkan. Mereka akan membantu memperlancar dan menyukseskan acara dan pelaksanaan pertemuan tahunan itu. 

Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Rizki Handayani Mustafa mengaku sudah mengoordinasikan sejumlah perguruan tinggi pariwisata di berbagai wilayah, mulai dari Bandung, Bali, Medan, Makassar, Palembang, hingga Lombok akan menerjunkan mahasiswa dalam menyukseskan pertemuan IMF-WB itu. 
 

Sejak beberapa waktu lalu, ratusan mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Bali juga sudah direkrut untuk membantu pelaksanaan event ini. Hal ini juga berguna bagi para mahasiswa karena mereka bisa belajar banyak hal dalam seluk-beluk pariwisata. 
 

Baca Juga: Budaya Ulos Bisa Dilestarikan Lewat Sektor Pariwisata

3. Kerja sama dengan Asociation of the Indonesia Tours and Travel Agencies

Ada Pertemuan IMF-WB di Bali, Akankah Pariwisata Indonesia Bangkit?IDN Times/Helmi Shemi

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, bekerja sama dengan Asociation of Indonesia and Travel Agencies untuk memberikan paket wisata sebanyak 63 macam untuk beberapa destinasi seperti Bali, Lombok, Danau Toba, Sumba, Yogyakarta, Banyuwangi, Tana Toraja, dan Komodo-Flores. Paket wisata itu dapat di beli secara online dan offline. Untuk keterangan paket wisata dapat di lihat di www.indonesia.travel dan untuk bertransaksi dapat mengunjungi www.2018bali.go.id dan imfconnect.com. 

Penjualan tiket offline dapat di beli dengan mengunjungi counter di hotel Sofitel, Grand Hyatt, Intercontinental, Mulia Hotel, dan hotel lainnya selama tanggal 8 hingga 14 Oktober 2018.

Baca Juga: Nomadic Tourism, Formulasi Pariwisata Indonesia di Masa Depan

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya