Barter: Pengertian, Contoh dan Jenisnya 

Apa itu barter?

Salah satu metode perdagangan zaman dahulu ini tidak menggunakan uang. Seseorang yang memiliki suatu barang akan ditukar dengan barang lain yang dianggap memiliki nilai yang sama.

Barter pernah menjadi salah satu cara perdagangan yang dilakukan oleh semua bangsa. Namun hal itu berubah seiring disepakatinya alat tukar, yaitu uang. Nah, bagaimana sebenarnya barter ini dilakukan dan apa saja jenisnya? Simak ulasannya berikut ini!

1. Pengertian barter

Barter: Pengertian, Contoh dan Jenisnya pixabay/Moilanen

Secara sederhana barter merupakan sebuah sistem perdagangan yang tidak melibatkan uang sebagai alat tukar menukar barang tersebut. Sistem ini digunakan sebelum adanya mata uang yang disepakati bersama.

Sistem barter ini melibatkan dua pihak yang bersepakat untuk menukarkan barang. Bahkan tidak hanya pertukaran antar barang, barter juga dilakukan dengan pertukaran barang dengan jasa, atau jasa dengan jasa.

Sistem ini tercatat dilakukan oleh suku Mesopotamia sekitar abad ke-6 Masehi. Saat itu masyarakat melakukan tukar menukar barang secara barter tanpa adanya uang.

2. Contoh barter

Barter: Pengertian, Contoh dan Jenisnya 

Sistem barter juga pernah dilakukan pada zaman modern, tepatnya pada 1930 saat terjadi kelangkaan uang. Saat itu, terdapat universitas besar di Inggris yaitu Oxford dan Harvard menggunakan barter bagi mahasiswanya.

Mahasiswa saat itu, diperbolehkan mengganti biaya kuliah dengan barang. Seperti bahan makanan atau ada juga yang membawa hewan ternak.

Di era sekarang ini, sistem barter secara tidak sadar juga banyak dilakukan. Seperti contohnya saat kamu menukarkan sepatu dengan tas. Bahkan di pasar tradisional sekalipun masih banyak ditemukan sistem barter.

Biasanya barter ini terjadi antara para pedagang yang masing memiliki barang sisa yang tidak terjual. Barang sisa yang tidak terjual tersebut kemudian ditawarkan kepada pedagang lainnya untuk ditukarkan. Contohnya pedagang sayur yang memiliki sisa sayur belum terjual menawarkan kepada penjual ikan untuk ditukarkan.

Kesepakatan yang terjadi di antara keduanya membuat sistem barter itu terasa sangat menguntungkan. Dengan demikian, pedagang sayur bisa membawa pulang ikan, begitu juga dengan pedagang ikan bisa membawa pulang sayur.

3. Jenis-jenis barter

Barter: Pengertian, Contoh dan Jenisnya 

Terdapat beberapa jenis barter yang dilakukan oleh masyarakat. Jenis barter yang dilakukan, yaitu:

Barter langsung
Barter langsung ini terjadi ketika dua pihak secara langsung menukarkan barang mereka. Seperti sayur yang ditukarkan dengan ikan, sepatu yang ditukarkan dengan tas ransel, dan sebagainya.

Barter alih
Barter alih ini merupakan sistem barter antara kedua belah pihak. Namun, dari pihak lainnya tidak bisa memanfaatkan barang tersebut, kemudian dialihkan ke pihak lainnya yang bisa memanfaatkannya.

Sistem ini contohnya ketika seorang pedagang sayur menukarkan sayurnya ke pedagang ikan. Namun, dia lupa bahwa di rumah pedagang ikan ternyata sudah memiliki banyak simpanan sayur, kemudian menukarkan sayur tersebut ke pedagang jajanan.

Barter imbal beli
Barter ini dilakukan saat seseorang membeli suatu barang atau jasa, namun di sisi lain seseorang tersebut masih membutuhkan kerjasama. Hal ini bisa dicontohkan seperti seseorang yang membeli sebuah sawah namun tetap memerlukan tenaganya untuk menggarap sawah tersebut.

Sistem barter ini bisa ditemukan di pedesaan yang masih menggunakan sistem paron, atau pembagian hasil. Sebenarnya sistem barter ini lebih menguntungkan daripada sistem jual beli yang ada seperti sekarang ini. Hanya saja, keefektivitasannya kalah jauh dengan sistem jual beli.

Di sisi lain, adanya jual beli menggunakan uang juga ternyata memiliki kekurangan dalam hal nilainya yang terus menurun. Uang memiliki inflasi yang bisa menurunkan nilai tukarnya.

Contoh dari inflasi ini bisa dilihat ketika seseorang yang pada 2010 membeli kambing dengan harga Rp1,5 juta saja. Di 2021 ternyata harga kambing tersebut bisa mencapai Rp2 juta.

Hal ini menunjukkan bahwa uang dengan jumlah yang sama tidak bisa digunakan untuk membeli kambing dengan jenis yang sama. Hal itu menunjukkan penurunan nilai tukar uang yang selalu terjadi dari waktu ke waktu.

Baca Juga: 10 Pemain yang Didatangkan Inter Milan dengan Sistem Barter

4. Kelebihan dan kekurangan sistem barter

Barter: Pengertian, Contoh dan Jenisnya pexels/Streetwindy

Terdapat kelebihan dan kekurangan sistem barter, yaitu:

Kelebihan barter

  • Meningkatkan arus kas, dimana sistem ini menjadi alternatif dalam perekonomian modern. Uang yang disimpan bisa digunakan untuk kebutuhan lainnya.
  • Tidak terjadi pemborosan, dimana terdapat timbal balik antara dua produk yang memang benar-benar dibutuhkan. Sehingga tidak akan menyia-nyiakan produk yang ditukarkan.
  • Menjalin kerjasama yang kuat, dimana akan terjadi kepercayaan yang kuat diantara kedua belah pihak.


Kekurangan barter

  • Kemungkinan nilai barang tidak setara.
  • Barang sulit untuk dibagi atau dipecah untuk menjadi beberapa bagian dalam pertukaran.
  • Sulit untuk dilakukan penyimpanan.

Baca Juga: 11 Barter Pemain Sepak Bola yang Sempat Mengejutkan Publik

Itulah yang dinamakan apa itu barter serta bagaimana penjelasan lengkap mengenainya. Sebenarnya barter menjadi salah satu metode dagang yang sangat baik, karena bisa membuat barang dari satu daerah bisa dirasakan di daerah lainnya.

Selain itu, barter juga tidak mengenal adanya inflasi layaknya uang. Hanya saja efektivitasnya pastinya kalah jauh dengan mata uang.

Baca Juga: Kisah Liz, Mantan Bidan Kenalkan Pangan Flores dan Pendiri PAUD Barter

Topik:

  • Kiki Amalia
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya