Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Haji Haryanto pemilik PO Haryanto(youtube.com/PerpalZ TV)

Siapa sangka, pemilik PO Haryanto yang kini dikenal luas sebagai raja bus AKAP memulai segalanya dari nol? Haji Haryanto, pria asal Kudus ini dulunya seorang prajurit TNI AD, sebelum memutuskan banting setir ke dunia bisnis transportasi.

Ia dikenal sebagai sosok ulet yang tak mudah menyerah, bahkan pernah berjualan es lilin demi menggapai cita-citanya. Lantas, bagaimana perjalanan hidupnya hingga bisa memiliki hampir 300 armada bus? Apa saja fakta menarik tentang pria yang kini sukses besar di jalur darat ini? Yuk, simak kisah lengkapnya berikut ini!

1. Mengenal sosok Haji Haryanto dari biodatanya

Haji Haryanto pemilik PO Haryanto (Dian Utoro Aji/detikJateng)

Haji Haryanto lahir di Kudus pada 17 Desember 1959. Ia merupakan anak keenam dari sebelas bersaudara dalam keluarga sederhana. Orang tuanya bekerja sebagai buruh dan pedagang kecil, sehingga sejak kecil Haji Haryanto terbiasa membantu mencari nafkah.

Ia dikenal sebagai pribadi yang pekerja keras sejak duduk di bangku sekolah dasar. Bahkan, ia pernah menjual rumput dan es lilin demi menambah penghasilan keluarga. Perjalanan hidupnya penuh liku sebelum akhirnya mencapai kesuksesan seperti sekarang.

2. Dari prajurit TNI hingga pemilik PO besar

Haji Haryanto pemilik PO Haryanto (youtube.com/MetroTV)

Haji Haryanto sempat bercita-cita menjadi tentara dan berhasil mewujudkannya dengan bergabung ke Batalyon Arhanud di Tangerang pada 1979. Ia mendapatkan pelatihan mengemudikan kendaraan berat dan sempat sekolah di Bandung berkat beasiswa. Kariernya di militer cukup stabil hingga akhirnya pensiun pada 2000 dengan pangkat Kopral Kepala.

Setelah pensiun, ia mulai membangun bisnis transportasi dari nol. Awalnya hanya menjadi agen tiket bus, hingga akhirnya pada 2002 ia mendirikan PO Haryanto. Berbekal enam unit bus hasil pinjaman, ia memulai usaha AKAP dengan rute-rute Jawa Tengah. Seiring waktu, bisnisnya berkembang pesat dan merambah ke berbagai kota di Pulau Jawa dan Madura.

3. Hal-hal unik dan menarik tentang Haji Haryanto

Haji Haryanto pemilik PO Haryanto (youtube.com/RCTI)

Sebelum sukses dengan PO-nya, Haji Haryanto pernah menjalani berbagai pekerjaan sederhana. Ia sempat menjadi sopir angkot dan agen tiket bus, yang memperkuat pemahamannya tentang industri transportasi darat. Pengalaman ini menjadi pondasi kuat ketika ia memutuskan untuk membangun bisnis sendiri.

Tak hanya itu, Haji Haryanto dikenal sebagai figur yang dekat dengan para kru bus. Ia sering turun langsung untuk memantau operasional dan membaur bersama sopir maupun mekanik. Banyak yang menganggapnya sebagai pemimpin yang rendah hati dan sangat peduli terhadap kesejahteraan karyawannya.

4. Seberapa besar kekayaan pemilik PO Haryanto?

Haji Haryanto (kiri) pemilik PO Haryanto(katadata.com)

Sebagai pemilik PO Haryanto, pendapatan utamanya berasal dari layanan transportasi Antar Kota Antar Provinsi (AKAP). Hingga 2021, perusahaan ini telah memiliki hampir 300 unit armada, mayoritas bermerek Mercedes-Benz dan Hino dengan bodi karoseri Adi Putro. Besarnya cakupan rute dan jumlah armada menjadikan PO Haryanto salah satu pemain besar di sektor transportasi darat.

Meski belum ada rilis resmi mengenai total kekayaan Haji Haryanto, sejumlah media menyebutkan nilainya bisa mencapai Rp600 miliar. Namun, informasi tersebut belum dikonfirmasi langsung dari sumber terpercaya atau pernyataan pribadi. Tetap saja, angka itu menunjukkan besarnya kesuksesan bisnis yang dibangun dari nol.

Kisah Haji Haryanto membuktikan bahwa kerja keras dan tekad kuat bisa mengantarkan siapa pun meraih kesuksesan. Dari seorang prajurit hingga menjadi pemilik perusahaan otobus ternama, perjalanannya bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda. Jadi, jangan pernah takut bermimpi besar, selama kamu mau berusaha tanpa henti!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team