Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Whitney Wolfe Herd (bumble.com/Kristen Kilpatrick)

Jakarta, IDN Times - Pendiri sekaligus pemimpin Bumble, Whitney Wolfe Herd sukses menjadi konglomerat di usia muda. Uniknya, dia justru suka dipandang menjadi seseorang yang tidak diperhitungkan oleh lawannya atau underdog.

Pengusaha berusia 35 tahun itu pernah menjelaskan mengapa menurutnya kurang dihargai itu justru malah menguntungkan. Wolfe Herd menilai diabaikan atau ditolak dapat menjadi bahan bakar agar seseorang bekerja lebih keras atau mencari tempat maupun seseorang yang mengenali keahlian kalian secara lebih baik.

"Apakah kalian baru memulai karier, berganti pekerjaan, atau mengajukan ide baru, saya pribadi suka diremehkan. Saya pikir itu justru menjadi semangat. Saya telah melatih diri untuk termotivasi dengan orang-orang yang mengatakan 'tidak' kepada saya dan menciptakan energi positif dari itu," kata Wolfe Herd, dikutip dari CNBC International.

1. Bos Bumble belajar mengambil energi positif dari pandangan negatif seseorang

instagram.com/whitney/

Wolfe Herd mengatakan, dia belajar untuk mengambil energi positif dari pandangan negatif seseorang berawal dari pengalaman pribadi. Pada April 2014, dia mengundurkan diri dari aplikasi kencan populer, Tinder. Wolfe Herd menjadi salah satu pendiri dan wakil presiden di bidang pemasaran di aplikasi kencan yang sudah tidak asing bagi anak muda, bahkan di Indonesia itu.

Tak lama, Wolf Herd kemudian mengajukan tuntutan adanya pelecehan seksual dan diskriminasi yang dilakukan oleh perusahaan, khususnya rekan-rekannya di level manajer. Gugatan itu diselesaikan pada September 2014.

Usai tiga bulan kasus tersebut berlalu, Wolfe Herd meluncurkan Bumble, sebuah aplikasi saingan Tinder yang memberikan ruang layanan kencan yang lebih ramah kepada perempuan.

2. Di Bumble, perempuan justru yang menginisiasi percakapan dengan pasangannya

instagram.com/whitney

Di Bumble, kata Wolfe Herd, perempuan justru yang menginisiasi percakapan dengan pasangannya. Menurutnya, konsep tersebut pasti akan mengundang keraguan bagi investor.

Banyak investor bilang kepadanya bahwa perempuan cenderung tidak ingin mengajak pria berkencan. Tidak sedikit investor yang mengatakan bahwa konsep Bumble bertentangan dengan norma sosial.

Wolfe Herd menyatakan penolakan tidak akan merubah konsep aplikasi Bumble, apalagi sampai membuatnya berpikiran konsep tersebut menjadi ide yang buruk. Sebaliknya, dia mulai melihat pandangan tersebut sebagai ide baru, di mana banyak orang belum masuk ke dalam konsep tersebut.

“Saya melatih kembali otak sejak hari pertama (saat peluncuran Bumble). Setiap kali saya mendapat email atau tweet yang terkesan menghina atau ada beberapa investor yang mengatakan kepada saya (ide Bumble) itu bodoh, saya justru tambah bersemangat. Orang-orang pada umumnya tidak tahu cara melihat hal-hal yang sebenarnya belum ada, jadi kalian hanya perlu percaya pada diri sendiri,” tutur Wolfe Herd.

3. Pemimpin Bumble justru suka jika ada yang meremehkannya

Pexels.com/Jonathan Borba

Diremehkan juga memberikan sejumlah elemen kejutan bagi Wolfe Herd. Ketika sebuah perusahaan lain mengidentifikasi dirinya sebagai pesaing, mereka pasti akan mengawasi setiap gerak-gerik mantan karyawan Tinder ini.

"Jika mereka tidak melihat kalian sebagai ancaman, mereka tidak akan melihat kalian datang di tikungan hanya untuk menyusul mereka layaknya Princess Peach di Mario Kart,” ujar Wolfe Herd.

4. Bumble diluncurkan dengan dana awal 10 juta dolar AS

ilustrasi investasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Sebagai informasi, Bumble diluncurkan dengan dana 10 juta dolar AS. Dana tersebut berasal dari salah satu pendiri aplikasi kencan Badoo, yakni Andrey Andreev dan salah satu pendiri Tinder, Chris Gulczynski. 

Wolfe Herd beralih dari CEO menjadi pimpinan Bumble pada Januari 2024. Dia memiliki 18 persen saham di Bumble menjadi miliarder perempuan termuda yang merintis usahanya sendiri setelah perusahaan itu melantai di bursa pada Februari 2021.

Dia masuk dalam daftar America's Self-made Women 2024 di peringkat 84. Dia juga pernah masuk dalam daftar 30 Under 30- Hall of Fame pada 2022 versi Forbes.

Forbes memperkirakan kekayaann bersihnya pada Mei 2024 lalu sebesar 400 juta dolar AS. Jika dikonversi dengan kurs saat ini sekitar Rp6,48 triliun (16.190 per dolar AS).

Menurut laporan riset pasar 2019, pasar layanan kencan global ini diperkirakan valuasinya mencapai 6,7 miliar dolar AS dan diperkirakan akan mencapai hampir 10 miliar dolar AS pada 2026 mendatang. Pendorong utama bisnis Bumble, yakni pertumbuhan meningkatnya penggunaan media online untuk kebutuhan pribadi dan peningkatan teknologi serta kenyamanan dengan layanan dan aplikasi kencan baru.

Bersama-sama, Bumble dan Badoo beroperasi di sekitar 150 negara dengan 4 juta pengguna berbayar per Desember 2023.

Editorial Team