Ilustrasi transaksi ekonomi. (IDN Times/Aditya Pratama)
- Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, konflik Iran-Israel tidak berdampak besar terhadap perekonomian Indonesia karena fundamental ekonomi nasional yang baik.
“Jadi, kita bukan (negara) yang terdampak tinggi, tapi banyak negara yang lebih terdampak dari kita (karena konflik Iran-Israel). (Hal ini) karena fundamental ekonomi kita relatif baik,” kata AIrlangga.
Ia menuturkan, fundamental perekonomian Indonesia cukup kuat karena ekonomi tumbuh di atas 5 persen dan inflasi terjaga dalam rentang sasaran 2,5 plus minus 1 persen.
Selain itu, ia menyatakan, cadangan devisa dan kinerja ekspor pun masih baik dengan neraca dagang Agustus mengalami surplus 2,90 miliar dolar AS.
Meski demikian, pemerintah terus mencermati tingkat suku bunga, harga minyak, dan biaya logistik global serta penyerapan Surat Berharga Negara (SBN) untuk mengantisipasi dampak lebih lanjut dari konflik Iran-Israel tersebut.
“Yang sekarang kami jaga yang paling penting adalah biaya logistik. Nah kalau biaya logistik, kemarin sebelum ada konflik Iran-Israel saja sudah naik akibat (serangan) Houthi dan juga yang lain,” katanya.