Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Bendera Korea (freepik.com/pranavkr)

Intinya sih...

  • Korea Selatan temukan pelanggaran label Made in Korea yang menyamar sebagai produk asing untuk hindari tarif AS.
  • Peningkatan kasus penyamaran produk asing sejak kuartal I-2025, termasuk bahan katoda senilai 3,3 miliar won dari China.

Jakarta, IDN Times - Korea Selatan (Korsel) mengumumkan temuan signifikan terkait pelanggaran label Made in Korea yang bertujuan menghindari tarif tinggi Amerika Serikat (AS) pada Senin (21/4/2025). Pihak berwenang menemukan upaya sistematis untuk menyamarkan produk asing, terutama dari China, sebagai barang ekspor Korea.

Temuan ini mencuat di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan global, khususnya setelah AS memberlakukan tarif 145 persen terhadap impor dari China. Pejabat bea cukai Korea Selatan bertemu dengan perwakilan AS untuk membahas langkah investigasi bersama.

1. Penyamaran produk untuk hindari tarif AS

Donald Trump dengan bagan tarif resiprokal pada 2 April 2025 di Gedung Putih (flickr.com/The White House)

Korea Selatan mendeteksi peningkatan kasus penyamaran produk asing sebagai barang buatan lokal sejak kuartal I-2025. Salah satu kasus menonjol melibatkan bahan katoda untuk baterai senilai 3,3 miliar won (Rp39,1 miliar) yang diimpor dari China, namun diberi label Made in Korea untuk diekspor ke AS, menghindari tarif tinggi yang berlaku sejak Januari.

“Pelanggaran ini merusak kepercayaan terhadap ekspor Korea dan merugikan perusahaan lokal yang patuh,” kata Lee, pejabat bea cukai Korea Selatan, dalam konferensi pers.

Investigasi mengungkap bahwa praktik ini dilakukan untuk memanfaatkan perjanjian perdagangan bebas (FTA) antara Korea Selatan dan AS, yang menghapus hampir semua tarif untuk barang antar kedua negara.

2. Kerja sama dengan AS untuk penyelidikan

Ilustrasi kerja sama (pixabay.com/ccfb)

Pejabat Korea Selatan dan AS menggelar pertemuan untuk memperkuat kerja sama investigasi pada Senin (21/4). Fokus utama adalah mendeteksi dan mencegah produk asing yang disamarkan sebagai ekspor Korea, dengan China sebagai sumber utama pelanggaran.

“Kami akan mengambil tindakan tegas terhadap perusahaan yang sengaja melanggar aturan asal barang,” ujar perwakilan Korea Customs Service, dikutip dari Korea JoongAng Daily.

Langkah ini mencakup pemeriksaan ketat terhadap barang yang diekspor ke AS serta sanksi berat bagi pelaku untuk melindungi integritas ekspor Korea dan menjaga hubungan perdagangan dengan AS.

3. Dampak pada perdagangan dan industri Korea

bendera Korea Selatan (unsplash.com/Daniel Bernard)

Pelanggaran ini berpotensi merusak reputasi Korea Selatan sebagai mitra perdagangan terpercaya. Dengan FTA yang memberikan keuntungan tarif rendah, Korea Selatan berada di antara 20 negara yang memiliki akses istimewa ke pasar AS, menjadikan penyalahgunaan label Made in Korea sebagai ancaman serius bagi kredibilitas nasional.

Korea Customs Service telah mengumumkan rencana pengawasan ketat terhadap ekspor ke AS, termasuk verifikasi asal barang yang lebih mendalam.

“Kami berkomitmen melindungi industri dalam negeri dan memastikan kepatuhan terhadap aturan internasional,” kata juru bicara KCS, dilansir dari Free Malaysia Today.

Langkah ini diharapkan dapat meminimalkan kerugian ekonomi dan memperkuat posisi Korea dalam perdagangan global.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team