Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251223-WA0025.jpg
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. (IDN Times/Triyan).

Intinya sih...

  • Penyaluran lewat banyak pintu menyulitkan pengawasan.

  • KSAD langsung celetuk dukungan BNPB terbatas.

  • KSAD akui belum memahami prosedur keuangan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menyiapkan dana siap pakai serta cadangan bencana untuk kebutuhan tanggap darurat yang penyalurannya dikoordinasikan melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan, pihaknya selama ini menggunakan skema satu pintu dalam penyaluran dana bencana agar proses pencairan dan pengawasan berjalan lebih jelas.

"Jadi kita selamanya taunya satu pintu karena kami pusing kalau ada banyak pintu Pak. Jadi BNPB minta, kami cairkan," kata Purbaya dalam rapat koordinasi satgas pemulihan pascabencana di Aceh, Selasa (30/12/2025).

1. Penyaluran lewat banyak pintu menyulitkan pengawasan

Personel TNI, Polri, dan masyarakat bahu membahu memperbaiki Jembatan Atu Peltak di Gayo Lues, Aceh, usai diterjang banjir bandang. (Dok. BNPB)

Purbaya menjelaskan, dia pernah mendapat pertanyaan dari Istana terkait mekanisme penyaluran dana tanggap darurat. Dalam kesempatan itu, ia menegaskan bahwa pemerintah hanya mengenal satu jalur penyaluran, yakni melalui BNPB.

"Karena saya pernah ditanya sama Istana, gimana penyaluran Anda? Saya tahunya satu pintu lewat BNPB, yang lain kita nggak ngerti. Takut kebanyakan jalur Pak, kita nggak bisa verifikasi," ujarnya.

2. KSAD langsung celetuk dukungan BNPB terbatas

Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak ketika memberikan keterangan pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. (Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden)

Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak langsung menyambar. Dia menyebut dukungan BNPB sejauh ini terbatas pada kebutuhan konsumsi bagi personel di lapangan.

"BNPB juga hanya dukung makan Pak, nggak ada beli barang, pengiriman semua, nggak ada," ungkap Maruli.

"Bapak nggak minta kali?" tanya Purbaya.

"Waduh saya sudah minta semua orang, Pak nggak ada yang ngasih," jawab Maruli.

"Oh cuman makan doang?" tanya Purbaya lagi.

"Makan aja Pak. (Kementerian) PU juga ngasihnya makan doang," jawab Maruli.

"Wah lu pelit juga lu (BNPB)," kata Purbaya.

3. KSAD akui belum memahami prosedur keuangan

Prajurit Yonif TP 857/Gana Gajahsora (GG) Kodam Iskandar Muda tergabung di dalam Satuan Tugas Penanggulangan Bencana Alam melaksanakan pembersihan fasilitas umum pascabencana banjir. (Dokumentasi TNI AD)

Maruli menyampaikan hingga saat ini TNI AD belum sepenuhnya memahami sistem dan prosedur keuangan dalam penanganan bencana. Kegiatan di lapangan masih banyak dilakukan secara swadaya dengan keterbatasan anggaran operasional.

"Kita swadaya semua ini, Pak. Ya, sementara mungkin sampai pertengahan bulan depan kita masih kuat, Pak," ujarnya.

Menurutnya, dukungan yang diterima selama ini umumnya hanya berupa konsumsi, termasuk dari Kementerian Pekerjaan Umum. Meski begitu, Maruli memastikan tidak ada keluhan di lapangan.

"Jadi anak-anak dikasih makan aja. Itu kalau buat tentara sudah bagus sekali Pak, nggak ada yang komplain. Sudah bagus Pak," paparnya.

Editorial Team