Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
edx.org

Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data impor Indonesia per Agustus 2018. Dalam laporan itu disebutkan nilai impor Indonesia Agustus 2018 mencapai US$16.839,5 juta atau turun US$1.457,6 juta (7,97 persen) dibanding Juli 2018.

“Hal tersebut disebabkan oleh turunnya nilai impor nonmigas sebesar US$1.843,2 juta (11,79 persen) meskipun nilai impor migas naik US$385,6 juta (14,50 persen),” kata Kepala BPS Suhariyanto di kantor BPS, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Senin (17/9).

1. Peningkatan impor migas dan nonmigas

Kilang minyak (Pixabay)

Peningkatan impor migas dipicu oleh naiknya nilai impor minyak mentah dan gas masing- masing US$420,3 juta (67,55 persen) dan US$22,4 juta (7,87 persen), namun nilai impor hasil minyak turun US$57,1 juta (3,26 persen). Peningkatan impor migas disebabkan oleh naiknya impor seluruh komponen migas, yaitu minyak mentah US$1.835,9 juta (41,65 persen), hasil minyak US$2.176,5 juta (23,27 persen), dan gas US$349,8 juta (21,27 persen).

Selama tiga belas bulan terakhir, nilai impor migas tertinggi tercatat pada Agustus 2018 dengan nilai mencapai US$3.045,6 juta dan terendah terjadi di September 2017, yaitu US$1.934,6 juta. Sementara itu, nilai impor nonmigas tertinggi tercatat di Juli 2018, yaitu US$15.637,1 juta dan terendah di Juni 2018 dengan nilai US$9.126,9 juta.

“Sementara itu juga terjadi peningkatan pada impor migas dan nonmigas masing-masing US$4.362,2 juta (28,31 persen) dan US$20.095,9 juta (23,83 persen),” kata Suhariyanto.

2. Volume impor mengalami kenaikan dibanding bulan sebelumnya

Kilang minyak (Pixabay)

Dibanding bulan sebelumnya, volume impor Agustus 2018 naik 0,16 persen (25,2 ribu ton) yang disebabkan oleh naiknya volume impor migas sebesar 16,39 persen (682,3 ribu ton) walaupun volume impor nonmigas turun 5,78 persen (657,1 ribu ton).

Jika dilihat lebih lanjut, peningkatan volume impor migas disebabkan oleh naiknya volume impor minyak mentah 75,17 persen (776,1 ribu ton) dan gas 3,17 persen (15,8 ribu ton), namun volume impor hasil minyak turun 4,17 persen (109,6 ribu ton). Sementara volume impor Januari–Agustus 2018 mengalami peningkatan 8,22 persen (8.550,5 ribu ton) dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

“Kondisi ini dipicu oleh naiknya volume impor nonmigas sebesar 12,15 persen (8.641,0 ribu ton) walaupun volume impor migas turun 0,27 persen (90,5 ribu ton),” ujar Suhariyanto.

Rata-rata harga agregat barang impor Indonesia Agustus 2018 turun 8,12 persen terhadap Juli 2018. Penurunan dipicu oleh turunnya harga agregat barang impor migas 1,63 persen dan nonmigas 6,38 persen. Sebaliknya apabila dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya, rata-rata harga agregat barang impor Indonesia Agustus 2018 naik 14,50 persen.

3. Barang yang mengalami peningkatan dan penurunan impor

Badan Pusat Statistik

Nilai impor nonmigas Indonesia Agustus 2018 mencapai US$13.793,9 juta, turun US$1.843,2 juta (11,79 persen) dibanding Juli 2018.

Apabila dilihat lebih rinci diketahui bahwa penurunan terbesar dialami golongan mesin dan pesawat mekanik sebesar US$296,3 juta atau 11,31 persen. Diikuti oleh golongan besi dan baja US$288,6 juta (28,93 persen), kendaraan dan bagiannya US$156,6 juta (18,92 persen), bahan kimia organik US$138,9 juta (19,11 persen), serta plastik dan barang dari plastik US$102,0 juta (11,20 persen).

Sementara itu golongan susu, mentega, telur mengalami peningkatan terbesar, yaitu US$48,6 juta atau 94,19 persen. Golongan barang dengan peningkatan terbesar berikutnya adalah kapal laut dan bangunan terapung US$39,0 juta (47,04 persen), gula dan kembang gula US$34,1 juta (23,81 persen), perangkat optik US$19,0 juta (6,73 persen), serta golongan garam, belerang, kapur US$18,3 juta (22,56 persen).

“Apabila dilihat dari peranannya, sepuluh golongan barang di atas memberikan kontribusi 43,37 persen terhadap total impor nonmigas Indonesia Januari–Agustus 2018. Sementara nilai impor sepuluh golongan barang tersebut selama Januari–Agustus 2018 meningkat US$8.402,0 juta (22,78 persen) dibanding periode yang sama tahun sebelumnya,” papar Suhariyanto.

4. Negara-negara tujuan impor

Badan Pusat Statistik

Total nilai impor nonmigas dari tiga belas negara selama Agustus 2018 sebesar US$11.087,2 juta atau turun US$1.455,9 juta (11,61 persen) dibanding Juli 2018. Kondisi tersebut disebabkan oleh turunnya nilai impor beberapa negara utama seperti Tiongkok US$315,2 juta (7,39 persen), Jepang US$290,3 juta (15,94 persen), dan Amerika Serikat US$226,6 juta (23,58 persen).

Sementara jika dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, impor Januari–Agustus 2018 dari tiga belas negara utama meningkat 23,91 persen (US$16.192,6 juta). Peningkatan ini terutama disumbang oleh Tiongkok US$6.905,9 juta (31,57 persen), Jepang US$2.298,0 juta (23,73 persen), dan Singapura US$1.555,8 juta (30,61 persen).

Dari sisi peranan terhadap total impor nonmigas Januari–Agustus 2018, kelompok negara ASEAN merupakan penyumbang terbesar, yaitu 20,47 persen (US$21.375,9 juta), diikuti oleh Uni Eropa 9,18 persen (US$9.586,2 juta). Sementara itu, tiga belas negara utama memberikan peranan 80,36 persen (US$83.906,2 juta). Tiongkok masih menjadi negara asal impor terbesar Indonesia dengan peran 27,56 persen (US$28.779,7 juta).

Topics

Editorial Team