Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Screenshot_20251001_173913_YouTube.jpg
Beras catatkan deflasi di September 2025. (IDN Times/Triyan).

Intinya sih...

  • Beras alami deflasi kedua kalinya tahun ini.

  • Rata-rata harga beras di tingkat penggilingan turun 0,62 persen (mtm), namun naik 5,83 persen secara tahunan (yoy).

  • Harga beras di tingkat grosir dan eceran turun secara bulanan, tetapi masih menunjukkan tren kenaikan secara tahunan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan komoditas beras yang selama ini kerap menjadi penyumbang inflasi justru mencatat deflasi pada September 2025.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, M Habibullah, menyebut harga beras turun 0,13 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) dan memberikan andil deflasi sebesar 0,01 persen terhadap inflasi nasional.

“Komoditas beras menjadi salah satu peredam inflasi di September 2025,” tegas Habibullah dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (1/10/2025).

1. Beras sudah 2 kali alami deflasi tahun ini

Ilustrasi beras. kemendag.go.id

Secara historis, pada periode September 2021 hingga 2024, beras selalu mencatat inflasi. Artinya, September 2025 menjadi pengecualian dengan tren penurunan harga.

“Ini adalah deflasi kedua beras sepanjang 2025, setelah sebelumnya juga terjadi pada April,” tambahnya.

2. Rata-rata harga beras dipenggilingan turun 0,62 persen

Ilustrasi gudang beras Bulog. IDN Times/Holy Kartika

Berdasarkan pemantauan harga, rata-rata beras di tingkat penggilingan turun 0,62 persen (mtm). Namun secara tahunan (yoy), harganya masih melonjak 5,83 persen.

"Jika dirinci menurut kualitas, beras premium turun 0,72 persen (mtm) namun tetap naik 5,60 persen (yoy). Sedangkan beras medium mengalami deflasi 0,54 persen (mtm), dengan inflasi tahunan lebih tinggi yaitu 6,17 persen," tegasnya.

3. Harga beras di tingkat grosir dan eceran turun

Ilustrasi beras (dok. Bulog)

Sementara itu, harga beras di tingkat grosir, tercatat deflasi tipis sebesar 0,02 persen (mtm), tetapi secara tahunan naik 5,54 persen. Adapun di tingkat eceran, beras turun 0,13 persen (mtm), meski masih mencatat inflasi 4,06 persen (yoy).

“Data ini merupakan rata-rata harga beras yang mencakup berbagai jenis kualitas dan wilayah di seluruh Indonesia. Secara bulanan terjadi penurunan, namun secara tahunan harga beras tetap menunjukkan tren kenaikan,” jelas Habibullah.

Turunnya harga beras secara bulanan menjadi kabar baik bagi masyarakat, karena beras merupakan komoditas pangan utama sekaligus penyumbang terbesar dalam pengeluaran rumah tangga.

Editorial Team