Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menteri BUMN, Erick Thohir (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Jakarta, IDN Times - Menteri BUMN, Erick Thohir merespons kabar bahwa perusahaan asal Korea Selatan, LG Energy Solution (LGES) akan mundur dari proyek kerja sama pabrik baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia.

Menurut Erick, saat ini proses negosiasi pembentukan perusahaan patungan atau joint venture dengan Indonesia Battery Corporation (IBC) masih berlangsung.

Erick mengatakan, saat ini LGES sedang berdiskusi dengan konsorsiumnya terkait kepastian bergabung ke perusahaan patungan tersebut.

"Tentu LG sendiri konteksnya itu kan ada beberapa perusahaan konsorsium yang di dalamnya ingin mencari solusi satu sama lainnya," kata Erick di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (25/5/2023).

1. Belum ada kepastian apakah LG akan mundur dari proyek baterai listrik atau tidak

Penandatangan nota kesepahaman RI-Korea Selatan untuk pembangunan pabrik sel baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia yang didanai Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution. (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Erick mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan apakah LGES akan mundur dari proyek baterai kendaraan listrik di Indonesia atau tidak.

"Saya lihat ini belum batal total, masih proses, kita masih membuka," ucap Erick.

2. Proyek pabrik baterai kendaraan listrik tetap jalan

Groundbreaking pembangunan pabrik sel baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia yang didanai Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution. (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Meski begitu, Erick memastikan proyek pabrik baterai kendaraan listrik akan tetap jalan bagaimanapun nantinya keputusan LGES. "Tetapi saya rasa bukan karena salah satu investor, Indonesia tidak menjadi pusat EV, tidak," tegas dia.

Sebab, saat ini juga sudah ada investor dari negara lain yang berminat untuk bekerja sama dalam proyek tersebut, seperti perusahaan asal China, yakni Contemporary Amperex Technology (CATL); perusahaan asal Jerman, yakni Volkswagen; perusahaan asal Amerika Serikat (AS), Ford; dan juga PT Vale Indonesia.

"Ada China CATL, kemarin juga ada juga dengan private sector Volkswagen, ada juga Ford, dengan Vale kalau jadi," ucap Erick.

3. Penyebab LG kemungkinan cabut dari proyek pabrik baterai kendaraan listrik

Groundbreaking pembangunan pabrik sel baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia yang didanai Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution. (youtube.com/Sekretariat Presiden)

LGES sendiri saat ini belum memastikan apakah akan bergabung dengan perusahaan patungan dengan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan IBC atau tidak.

Perusahaan tersebut kemungkinan akan menunjuk anggota konsorsiumnya untuk bergabung dengan perusahaan patungan tersebut, yakni Huayou. Namun, dari pihak Antam menilai Huayou bukanlah mitra kerja yang seimbang dengan Antam dalam menggarap proyek pabrik baterai kendaraan listrik tersebut.

Induk Antam, yakni MIND ID menyatakan bahwa Huayou tak memiliki keahlian dalam produksi baterai kendaraan listrik, karena lebih fokus pada pengembangan proyek smelter.

Editorial Team