Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menteri Investasi: LG Bangun Pabrik Baterai EV di RI Mei 2022

Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia saat ditemui awak media di kantornya, Senin (25/4/2022). (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Jakarta, IDN Times - Perusahaan asal Korea Selatan, LG bersiap membangun pabrik komponen baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) battery di Indonesia.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia mengklaim, LG akan membangun pabrik prekursor katoda bulan depan.

"Kalau baterai kendaraan listrik kita mungkin rencananya paling lambat di Mei ini atau Juni kita sudah melakukan groundbreaking untuk prekursor katode di Batang, Jawa Tengah dengan LG," ujar Bahlil, saat ditemui awak media di kantornya, Senin (25/4/2022).

1. Total investasi mencapai lebih dari Rp140 triliun

ilustrasi kekayaan (IDN Times/Aditya Pratama)

Adapun nilai investasi yang digelontorkan LG untuk membangun pabrik prekursor katoda di Batang mencapai Rp142 triliun.

Nilai investasi itu disebut Bahlil lebih tinggi dari Freeport ketika pertama kali berinvestasi di Indonesia.

"Sekarang LG itu investasinya Rp142 triliun. Itu lebih besar dari Freeport pada zamannya. Insya Allah Indonesia akan menjadi salah satu negara dengan industri baterai mobil terbesar di dunia," ucap Bahlil.

2. Batang bakal jadi pusat ekosistem EV battery

Ilustrasi pabrik. (IDN Times/Arief Rahmat)

Bahlil pun menyampaikan, Kawasan Industri (KI) Batang di Jawa Tengah bakal jadi pusat ekosistem pembuatan baterai kendaraan listrik di Indonesia.

Kehadiran LG nantinya akan semakin menguatkan rencana pemerintah untuk menyulap KI Batang tersebut.

"Prekursor katode di Batang, Jawa Tengah. Kalau smelternya di Maluku Utara. Baterai cellnya di Batang juga, ekosistemnya di Batang," kata Bahlil.

3. Indonesia akan impor Lithium

Ilustrasi Baterai Lithium-Ion (https://thedriven.io/)

Di sisi lain, Bahlil pun mengakui Indonesia pasti membeli Lithium dari negara lain. Hal itu lantaran dari empat bahan baku pembuatan baterai kendaraan listrik, hanya Lithium yang tidak ada di Indonesia.

"Jadi bahan baku baterai ini kan ada empat. Nikel, Mangan, Cobalt, dan Lithium. Yang kita ga punya cuma Lithium. Itu pasti akan beli dari Australia atau negara lain yang harganya lebih kompetitif dan pasokannya lebih untuk kemudian menyuplai ke Indonesia," beber dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ridwan Aji Pitoko
EditorRidwan Aji Pitoko
Follow Us