Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Makin Melambung, Harga Minyak Dunia Tembus 92,84 dolar AS per Barel

Ilustrasi kenaikan harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Harga minyak dunia berjangka jenis Brent untuk pengiriman November mengalami kenaikan 3,81 poin atau 4,3 persen menjadi 92,84 dolar Amerika Serikat (AS) per barel pada penutupan di London ICE Future Exchange.

Kenaikan harga juga terjadi pada minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober. Minyak jenis tersebut menguat 3,25 poin atau 3,9 persen ke level 86,79 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Mengutip RTE, kenaikan harga minyak didukung oleh pengurangan pasokan dengan diiringi prospek permintaan yang semakin tinggi, sebagai dampak dari kenaikan suku bunga dan pembatasan akibat COVID-19 di China.

Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam bakal menghentikan ekspor minyak dan gas ke Eropa jika pembatasan harga diberlakukan. Ancaman tersebut juga disampaikan jika OPEC+ merealisasikan rencana pemangkasan produksi minyak.

"Selama beberapa bulan yang akan datang, Barat harus menghadapi risiko kehilangan pasokan energi Rusia dan kenaikan harga minyak," kata Pialang Minyak PVM, Stephen Brennock, dikutip dari RTE, Minggu (11/9/2022).

1. Menuju penurunan mingguan

Ilustrasi Penurunan Harga Minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Kendati mengalami lonjakan harga, kedua patokan minyak mentah tersebut justru menuju penurunan mingguan. Brent turun hampir 2 persen pada minggu ini setelah pada Januari lalu sempat ada di level terendahnya.

"Saya pikir aksi jual harga minyak mungkin terhenti untuk saat ini karena pemulihan sentimen risiko secara keseluruhan," kata analis CMC Markets, Tina Teng.

Hal tersebut sejalan dengan dolar yang melemah dan penurunan imbal hasil obligasi, yang memberikan dukungan bagi pasar untuk melakukan rebound pada aset-aset berisiko.

2. Dua hal yang membebani permintaan minyak mentah

Ilustrasi kenaikan harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Di samping keterbatasan pasokan minyak mentah, permintaan terhadap komoditas tersebut semakin terbebani oleh kenaikan suku bunga Bank Sentral Eropa sebesar 75 basis poin minggu ini dan kebijakan lockdown di China akibat COVID-19 yang semakin meluas.

Sebagai informasi, Kota Chengdu memperpanjang lockdown untuk 21 juta lebih penduduknya pekan ini. Sementara itu, jutaan penduduk lainnya di China diimbau untuk tidak melakukan perjalanan selama liburan mendatang.

3. Harga minyak mentah di dalam RAPBN 2023

Ilustrasi harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Sebelumnya, pemerintah melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, dan Komisi VII DPR RI telah menyepakati asumsi dasar untuk harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) di dalam Rancangan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2023.

Kedua pihak sepakat harga ICP di dalam RAPBN 2023 adalah 95 dolar AS per barel. Angka tersebut lebih tinggi dari harga ICP di dalam APBN 2022 yang hanya 63 dolar AS per barel.

Adapun kesepakatan itu juga lebih tinggi dibandingan asumsi yang disampaikan Presiden Joko "Jokowi" Widodo dalam Pidato Penyampaikan Keterangan Pemerintah atas RUU APBN 2023 beserta Nota Keuangannya pada Rapat Paripurna 16 Agustus lalu.

Saat itu Jokowi menyampaikan asumsi harga ICP ada di angka 90 dolar AS per barel.

Share
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us