Ilustrasi Kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)
Berdasarkan data BPS, kemiskinan di perkotaan mengalami peningkatan dari 6,66 persen atau setara 11,05 juta jiwa pada September 2024 menjadi 6,73 persen atau sekitar 11,27 juta jiwa pada Maret 2025. Sementara itu, tingkat kemiskinan di perdesaan menurun dari 11,34 persen atau sekitar 13,01 juta jiwa menjadi 11,03 persen, atau 12,58 juta jiwa pada periode yang sama.
Data ini diperoleh dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2025, yang dilakukan pada Februari 2025. Survei tersebut melibatkan 345.000 rumah tangga yang tersebar di 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota.
Lebih lanjut, ada beberapa faktor utama yang menyebabkan meningkatnya kemiskinan di wilayah perkotaan. Pertama, meningkatnya jumlah setengah pengangguran di kota. Setengah pengangguran adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu dan masih mencari pekerjaan tambahan.
"Pada Februari 2025, jumlah setengah pengangguran di perkotaan meningkat sebanyak 0,46 juta jiwa dibandingkan Agustus 2024,” ujar Ateng.
Kedua, naiknya harga sejumlah komoditas pangan, seperti minyak goreng, cabai rawit, dan bawang putih. Ateng menambahkan, masyarakat perkotaan cenderung sangat bergantung pada pasar karena tidak memproduksi pangan sendiri. Kenaikan harga tersebut berdampak langsung terhadap daya beli, khususnya bagi kelompok miskin dan rentan miskin.
Ketiga, terjadi kenaikan tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada penduduk laki-laki di perkotaan. Meskipun secara nasional TPT pada Februari 2025 menurun menjadi 4,76 persen (dari 4,91 persen pada Agustus 2024), jika ditelusuri lebih dalam, TPT laki-laki justru mengalami peningkatan, sementara perempuan mengalami penurunan. Data BPS menunjukkan TPT laki-laki meningkat dari 5,87 persen pada Agustus 2024 menjadi 6,06 persen pada Februari 2025.
Menurut Ateng, sebagian besar laki-laki di perkotaan berperan sebagai penopang utama ekonomi rumah tangga, sehingga peningkatan pengangguran di kalangan laki-laki berdampak langsung terhadap naiknya angka kemiskinan di wilayah urban.