Jakarta, IDN Times - Isu merger PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan Grab Indonesia kembali menyeruak. Beberapa ekonom merespons hal tersebut dengan menyatakan tidak setuju jika kedua aplikator pemimpin pasar ini bergabung atau merger.
Pengamat ekonomi digital dari Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda menilai jika merger GoTo-Grab dilakukan maka yang paling dirugikan adalah konsumen.
Selain itu, Huda mempertanyakan motif dilakukannya aksi korporasi ini karena tidak ada kebutuhan untuk melakukan penggabungan usaha
“Kalau merger kan selalu ada kebutuhan ya. Kebutuhannya apa sih. Dulu dua unicorn kita merger karena mau menambah valuasinya. Nah ini yang kita lihat motifnya apa? Kalau merger gimana?” tutur Huda dalam keterangan tertulisnya, dikutip Kamis (7/5/2025).