Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi memasak (pexels.com/Annushka Ahuja)

Intinya sih...

  • Modal usaha kuliner tak hanya soal uang, tapi juga semangat dan kebersihan
  • Dapur sederhana tetap bisa higienis dengan pembersihan rutin dan ventilasi yang baik
  • Renovasi dapur sebaiknya ditunda hingga usaha sukses, konsep tradisional bisa menarik pelanggan

Untukmu memulai usaha apa pun memang perlu modal. Akan tetapi, modal terbesarnya tetap semangatmu sendiri sebagai orang yang akan menjalankan usaha tersebut. Termasuk jika dirimu ingin membuka usaha kuliner. Tentu butuh modal buat membeli bahan-bahan.

Tapi kamu gak usah belanja terlalu banyak dulu sehingga modal dapat ditekan. Soal dapur sebagai tempat memasak, jangan berkecil hati bila belum sesuai dengan keinginanmu. Dapur sederhana yang berukuran mungil serta hanya ada perlengkapan seadanya juga bisa menjadi titik awal kesuksesanmu.

Kalau kamu menunggu punya dapur yang besar dan lengkap, mungkin usaha kuliner itu justru tidak bakal pernah terwujud. Masih mending ada dapur daripada sama sekali tidak. Perhatikan lima tips bagi kamu yang memulai usaha kuliner dari dapur sederhana. Tips ini berguna supaya semangat berusaha gak padam hanya lantaran dapurmu belum sekeren dalam konten-konten memasak. 

1. Terpenting kebersihannya sangat diperhatikan

ilustrasi memasak (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)

Usaha makanan wajib memperhatikan kebersihan. Baik kebersihan bahan masakan, alat, tempat, maupun dirimu sebagai juru masak gak boleh dianggap sepele. Terkait dapurmu, sederhana jangan disamakan dengan jorok. Dapur sebesar apa pun juga bisa tidak higienis. 

Itu sangat tergantung dari orang yang menjalankan usaha dan setiap hari memakainya. Malah dengan ukuran dapur yang tak seberapa, proses pembersihannya dapat lebih sering serta cepat. Energimu gak terkuras sehingga kamu bisa lebih fokus dalam memasak. Dapur wajib dibersihkan secara menyeluruh setelah kegiatan memasak selesai.

Dengan begitu, besok dapur langsung siap digunakan kembali untuk proses produksi. Namun, di sela-sela proses memasak kotoran-kotoran yang jatuh atau menetes juga perlu segera dilap. Ini dimaksudkan supaya kotoran tidak telanjur mengering serta mempersulit pembersihan.

Setiap hari lantai kudu disapu dan dipel. Permukaan kompor serta meja dapur juga dilap. Hindari menumpuk peralatan kotor di wastafel terlalu lama. Sampah dapur pun mesti rutin dikeluarkan biar gak bau dan mengundang berbagai serangga bahkan tikus.

2. Ventilasi mesti cukup biar terang dan gak terlalu panas

ilustrasi dapur (pexels.com/Huu Huynh)

Ventilasi di dapur yang dipakai untuk memasak biasa saja sangat penting, apalagi kalau kamu bikin usaha kuliner. Bisa dibilang itulah ruang kerjamu. Kamu atau juru masak bakal di sana nyaris sepanjang hari. Bayangkan seandainya jendela saja tidak ada atau terlalu kecil.

Dirimu pasti merasa seperti dipanggang terutama di siang hari. Panas yang ditimbulkan oleh proses memasak tidak bisa keluar. Jika menu memerlukan proses pemasakan yang panjang, jangan-jangan kamu seolah-olah ikut matang. Udara sangat pengap dan keringatmu mengucur deras. Ini amat tidak sehat jika terus terjadi.

Pastinya juga malah bisa bikin masakan kurang higienis apabila sampai ada keringat yang menetesinya. Jendela yang kecil perlu dibesarkan. Kalau ada pintu dapur juga mesti dibuka selama aktivitas memasak. Ventilasi yang memadai pun mengurangi risiko seandainya terjadi kebocoran gas.

3. Gak semuanya harus dilakukan di dapur

ilustrasi memasak (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)

Dapur yang kecil memang membatasi aktivitas yang bisa dilakukan di dalamnya. Maka sebaiknya dapur hanya digunakan untuk memasak. Artinya, proses persiapan bahan seperti memotong sayuran dan pengemasan masakan setelah jadi dilakukan di ruangan lain.

Ruang tengah rumah misalnya, dapat menjadi tempat kamu menyiapkan bahan-bahan. Sampai di dapur nanti seluruh bahan tinggal langsung dimasak. Masakan matang, bawa lagi ke ruang tengah guna dikemas. Jangan memaksakan seluruh proses terjadi di dapur bila memang gak memadai.

Hal tersebut malah bisa meningkatkan risiko kecelakaan kerja. Contohnya, kamu dan orang yang membantu memasak nyaris bertabrakan. Gerakan kalian mengenai panci yang berisi masakan super panas. Kalian bakal terluka parah. Begitu pula kamu dapat lalai menaruh pisau begitu saja di lantai dapur kemudian terinjak.

4. Jadi prioritas renovasi saat dana tersedia

ilustrasi usaha kuliner (pexels.com/Ajin K S)

Renovasi dapur yang mendesak dilakukan sebelum usaha berjalan hanya seputar ventilasi seperti dalam poin 2 atau kalau terjadi kebocoran atap. Untuk mempercantik apalagi memperbesar ruangan itu dapat dilakukan di kemudian hari. Perbaikan rumah selalu membutuhkan dana cukup besar.

Kalau usahamu saja belum dimulai, dari mana dana buat merenovasinya? Mending kamu memakai dapur seadanya dulu asal ventilasi dan atap telah layak. Nanti jika usaha sudah balik modal dan sedikit demi sedikit dirimu dapat menabung baru mulai memikirkan renovasi lagi.

Contohnya, di belakang masih ada sisa tanah yang selama ini dibiarkan kosong. Dapur bisa diperluas dengan memanfaatkan tanah tersebut. Ini pun gak langsung jadi bagus tak apa-apa. Terpenting tempat sudah lebih luas sehingga memudahkan proses produksi. Lantaran renovasi dapur perlu diutamakan setelah ada dana, jangan sampai kamu tergoda menghabiskan keuntungan usaha.

5. Manfaatkan untuk menambah daya tarik pengunjung

ilustrasi dapur (pexels.com/The Hien Bui)

Tips memulai usaha kuliner dari dapur sederhana yang terakhir adalah jadikan kesederhanaan tersebut menjadi daya tarik. Dapur sederhana tidak selalu harus diubah. Terutama jika dari segi ukuran sebetulnya sudah cukup bahkan termasuk luas. Hanya lantai dapur masih tanah, dindingnya anyaman bambu, dan dirimu memasak dengan tungku alih-alih kompor gas. Dapur yang awalnya dianggap sebagai keterbatasan malah bisa menghasilkan lebih banyak cuan.

Bikin konsep dapur tradisional saja sekalian. Begitu pula kalau dirimu membuka rumah makan. Peralatan makannya bisa memakai piring jadul, cangkir tanah liat, dan sebagainya. Mejanya juga meja kayu yang sederhana atau lesehan dengan tikar. 

Orang-orang yang sudah bosan dengan nuansa tempat makan modern akan sangat tertarik dengan konsep yang diusung. Jangan lupa menunya juga disesuaikan dengan konsep tersebut. Dapur sama sekali tidak perlu direnovasi kecuali ada bagian yang rapuh. Jaga kebersihannya biar kamu gak malu sendiri ketika pengunjung ingin melihat langsung proses memasaknya.

Bila sebelum dirimu memulai usaha sudah meributkan kondisi dapur yang dinilai terlalu sederhana, sebetulnya ini hambatan mental. Kalau kamu fokus di situ, nanti menjadi alasan buat mengurungkan niat bikin usaha kuliner. Dapur sederhana bukan penghalang untuk usahamu. Malah kelak akan menjadi cerita yang terus dikenang. Yuk, mulai!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team