Mendag Lutfi: Ada Mafia Minyak Goreng, Kami Tak Bisa Lawan

Jakarta, IDN Times - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menduga ada oknum yang menyelundupkan minyak goreng ke luar negeri. Kondisi itu disebut jadi salah satu biang kerok kelangkaan minyak goreng di pasaran.
Lutfi berspekulasi ada oknum-oknum yang seharusnya menyediakan konsumsi minyak goreng ke industri untuk dikonsumsi masyarakat, namun justru diselundupkan ke luar negeri.
“Ini adalah spekulasi atau deduksi kami dari Kementerian Perdagangan. Jadi ada orang-orang yang tidak sepatutnya mendapatkan hasil dari minyak ini,” kata Lutfi dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, di Senayan, Jakarta, Kamis (17/3/2022).
1. Mendag yakin kebutuhan minyak goreng nasional tercukupi

Lutfi optimistis bahwa kebutuhan minyak goreng semestinya bisa terpenuhi jika tak ada oknum yang mengambil keuntungan pribadi.
Pasalnya sejak diberlakukan kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) dan Domestic Price Obligation (DPO), jumlah Crude Palm Oil (CPO) atau minyak sawit mentah yang berhasil dikumpulkan sebanyak 720 ribu ton. Menurut data tersebut, jumlah yang berhasil dijadikan minyak goreng sebanyak 570 juta liter.
Dia juga menyinggung data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut konsumsi minyak goreng warga Indonesia satu bulannya rata-rata satu liter. Artinya dengan 570 juta liter produksi CPO per bulan bisa memberikan setiap masyarakat sebanyak 2 liter per bulan.
“Menurut BPS kita konsumsi satu liter per bulan, dengan 570 juta liter itu setara dua liter untuk seluruh orang Indonesia. Jadi kalau dilihat itu 168 persen dari kebutuhan konsumsi per bulan yang diperkirakan 327 ribu ton, jadi secara teoritis ini sudah berjalan cukup," jelas Lutfi.
2. Diduga ada mafia minyak goreng di dalam negeri

Lutfi menegaskan pihaknya memiliki catatan distribusi minyak goreng di setiap provinsi di Indonesia. Menurut catatannya, ada tiga provinsi yang semestinya memiliki stok minyak goreng cukup untuk satu bulan namun diketahui justru kekurangan.
Tiga provinsi itu yakni Sumatera Utara, DKI Jakarta, dan Jawa Timur. Lutfi merinci distribusi minyak goreng di Jawa Timur sebanyak 91 juta liter, DKI Jakarta sebesar 85 juta liter, dan Sumatera Utara 60 juta liter.
Menurutnya ada kemungkinan oknum yang memanfaatkan kondisi kelangkaan minyak goreng untuk kepentingan pribadi di tiga provinsi tersebut.
“Jadi speskulasi kami, deduksi kami ini ada orang-orang yang mendapat, mengambil kesempatan di dalam kesempitan. Tiga kita ini apa yang didominasinya adalah satu industri ada di sana, kedua di sana ada pelabuhan,” ucap Lutfi.
3. Mendag akui tak bisa lawan mafia minyak goreng

Meski memiliki dugaan ada mafia minyak goreng, lutfi mengaku tak kuasa melawan para spekulan tersebut karena keterbatasan wewenangnya yang di atur dalam undang-undang.
“Kemendag tidak bisa melawan penyimpangan-penyimpangan tersebut,” tutur Lutfi.