Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi ekonomi negara (freepik.com/freepik)
ilustrasi ekonomi negara (freepik.com/freepik)

Intinya sih...

  • Efek ratchet adalah proses ekonomi sulit dibalikkan setelah terjadi, seperti pengeluaran pemerintah yang tidak kembali ke level awal setelah krisis berakhir.

  • Dampaknya terjadi pada dunia usaha, di mana bisnis enggan mengurangi produksi setelah investasi besar, dan pada konsumen yang merasa dirugikan meskipun harga turun.

  • Efek ratchet juga muncul pada upah pekerja yang hampir tidak pernah menerima pemotongan gaji, serta pada perusahaan berbasis kinerja di mana pekerja membatasi output agar target kerja tidak dinaikkan atau gajinya tidak dipotong.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Efek ratchet adalah istilah dalam ekonomi untuk menggambarkan suatu proses yang sulit dibalikkan setelah terjadi. Ibarat gigi ratchet pada alat mekanis yang hanya bisa bergerak ke satu arah.

Proses tersebut membuat suatu kondisi terus meningkat tanpa mudah kembali ke titik semula. Contohnya, ketika sebuah kebijakan, harga, atau skala organisasi sudah naik, maka akan sulit untuk menurunkannya lagi.

Proses tersebut juga bisa saling menguatkan karena mengubah cara berpikir dan insentif para pelaku ekonomi, sehingga mereka terdorong untuk mempertahankan atau bahkan memperbesar perubahan yang sudah ada.

Efek ini mirip dengan pegas yang ditekan menggunakan ratchet. Begitu penguncinya dilepas, pegas akan melenting dengan cepat dan sulit dikendalikan.

Dalam ekonomi, pelepasan kondisi yang menahan efek ratchet bisa memicu perubahan mendadak dan mengganggu stabilitas. Dilansir Investopedia, berikut ulasan selengkapnya!

1. Awalnya dari pengeluaran pemerintah

ilustrasi ekonomi negara (freepik.com/jcomp)

Konsep ini pertama kali dibahas oleh ekonom Alan Peacock dan Jack Wiseman saat meneliti pengeluaran pemerintah di Inggris. Mereka menemukan, setelah krisis berakhir, pengeluaran negara cenderung tidak kembali ke level awal.

Misalnya, birokrasi yang dibentuk saat perang atau krisis ekonomi sering tetap bertahan meski keadaan sudah normal.

Para pejabat di dalamnya memiliki kepentingan untuk mempertahankan posisi dan anggaran, bahkan memperbesarnya. Kelompok ini biasanya melobi pembuat kebijakan dan membentuk opini publik agar organisasi tersebut tetap besar.

Sejarawan Robert Higgs menambahkan, krisis sering dijadikan alasan untuk memperluas kekuasaan pemerintah. Awalnya bersifat sementara, tetapi kemudian menjadi permanen.

2. Dampak pada dunia usaha

ilustrasi ekonomi negara (freepik.com/cookie_studio)

Efek ratchet juga terjadi di bisnis. Di industri otomotif, misalnya, persaingan memaksa produsen menambah fitur baru pada mobil.

Penambahan ini memerlukan investasi besar pada mesin, teknologi, dan tenaga kerja terampil. Setelah modal keluar, perusahaan enggan mengurangi produksi karena akan membuang investasi tersebut.

Contoh lain, toko yang berhasil meningkatkan penjualan lewat strategi baru akan sulit mengurangi skala produksi. Tujuannya tetap sama: mengejar pertumbuhan dan keuntungan lebih besar.

3. Terjadi pada konsumen

ilustrasi ekonomi (pexels.com/energepic.com)

Dari sisi konsumen, efek ini terlihat dari ekspektasi terhadap produk. Jika sebuah perusahaan menjual soda ukuran 20 ons selama bertahun-tahun lalu menguranginya menjadi 16 ons, konsumen bisa merasa dirugikan meskipun harganya ikut turun.

4. Berlaku untuk upah dan tenaga kerja

ilustrasi ekonomi negara (freepik.com/wirestock)

Efek ratchet juga muncul pada upah. Pekerja hampir tidak pernah menerima pemotongan gaji. Bahkan, jika kenaikan gaji tahun ini lebih kecil dibanding tahun lalu, mereka bisa merasa tidak puas.

Di perusahaan berbasis kinerja, sebagian pekerja membatasi output agar target kerja tidak dinaikkan atau gajinya tidak dipotong. Namun, efek seperti ini biasanya hilang saat persaingan kerja meningkat.

Editorial Team