Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi rumah subsidi (unsplash.com/Alhidayah Kadar Regency)

Intinya sih...

  • FLPP adalah program bantuan pembiayaan dari pemerintah untuk subsidi bunga KPR, naik jadi 350 ribu unit di 2025.

  • FLPP bukan rumah subsidi, melainkan mekanisme pembiayaan untuk membiayai KPR rumah subsidi.

  • FLPP diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dengan kriteria tertentu, memberi kesempatan anak muda memiliki rumah dengan cicilan ringan.

Banyak anak muda ingin punya rumah, tetapi masih bingung dengan istilah-istilah seperti FLPP, KPR subsidi, atau rumah subsidi. Apalagi, baru-baru ini pemerintah mengumumkan kuota FLPP pada 2025 naik jadi 350 ribu unit. Tetapi, apa sebenarnya FLPP itu? Apakah sama dengan rumah subsidi? Atau hanya salah satu dari beberapa skema yang tersedia?

Artikel ini akan membantumu memahami hubungan antara FLPP dan rumah subsidi dengan bahasa yang ringan namun informatif. Terutama bagi kamu yang sedang berencana membeli rumah pertamamu tahun ini, informasi ini akan sangat membantu untuk membuat keputusan yang tepat.

1. Apa itu FLPP dan kenapa jumlahnya naik?

ilustrasi rumah subsidi dari atas langit (unsplash.com/Michael Kroul)

FLPP adalah singkatan dari Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan, yaitu program bantuan pembiayaan dari pemerintah berupa subsidi bunga KPR agar masyarakat berpenghasilan rendah bisa memiliki rumah. Lewat program ini, pembeli rumah bisa mendapatkan bunga KPR tetap sebesar 5 persen selama masa cicilan hingga 20 tahun.

Menurut Properti Terkini, pemerintah telah menaikkan kuota FLPP menjadi 350 ribu unit di 2025, sebagai bentuk komitmen untuk mengurangi backlog perumahan (selisih antara kebutuhan dan ketersediaan rumah), yang saat ini masih berada di angka 12,7 juta unit menurut Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Langkah ini juga menunjukkan bahwa pemerintah melihat permintaan rumah pertama dari generasi muda semakin meningkat. Maka dari itu, subsidi bunga seperti FLPP dianggap sangat membantu mereka yang berpenghasilan terbatas agar tetap bisa memiliki rumah layak huni.

2. Jadi, FLPP itu sama dengan rumah subsidi?

ilustrasi rumah subsidi (unsplash.com/Alhidayah Kadar Regency)

Banyak orang mengira FLPP adalah jenis rumah. Padahal, FLPP bukan rumah, melainkan mekanisme pembiayaan. FLPP digunakan untuk membiayai KPR rumah subsidi, artinya rumah subsidi adalah produknya, sementara FLPP adalah cara pembayarannya.

Program rumah subsidi sendiri biasanya mengacu pada rumah tapak (sederhana) yang harganya telah diatur oleh pemerintah melalui Peraturan Menteri PUPR, lengkap dengan batasan harga, lokasi, luas bangunan, dan penghasilan maksimal pembeli. Di 2025, misalnya, harga rumah subsidi di Jabodetabek berkisar antara Rp168 juta hingga Rp180 juta, tergantung daerahnya.

Jadi, FLPP adalah salah satu skema untuk mengakses rumah subsidi, bukan rumahnya itu sendiri. Selain FLPP, ada juga skema SBUM (Subsidi Bantuan Uang Muka) dan BP2BT (Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan).

3. Siapa yang bisa mengajukan FLPP?

ilustrasi perencanaan membeli rumah (freepik.com/Freepik)

FLPP hanya diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Kriteria MBR antara lain:

  • Belum pernah memiliki rumah

  • Belum pernah menerima subsidi perumahan

  • Untuk Jabodetabek, penghasilan maksimal Rp12 juta/bulan untuk yang belum menikah, dan Rp14 juta/bulan bagi yang sudah menikah. 

  • Persyaratan lainnya mencakup WNI dan usia minimal 21 tahun atau sudah menikah. 

Jadi, kalau kamu Gen Z dengan gaji di bawah Rp12 juta dan belum punya rumah, FLPP bisa jadi jalanmu untuk punya rumah sendiri dengan cicilan ringan.

4. Kenapa ini penting buat anak muda?

ilustrasi bahagia saat menabung untuk membeli rumah impian (freepik.com/Freepik)

Dengan naiknya kuota FLPP, artinya kesempatan untuk mengakses rumah subsidi jadi lebih besar. Saat ini, semakin banyak generasi muda yang merasa harga rumah makin tak terjangkau. Di tengah tren kenaikan harga properti, FLPP memberi solusi konkret dengan cicilan rendah dan bunga tetap.

Bayangkan, kalau kamu beli rumah seharga Rp180 juta dengan skema FLPP, cicilan per bulan bisa hanya sekitar Rp1 jutaan-Rp1,5 jutaan, jauh lebih murah dibandingkan KPR komersial yang bunganya bisa 9-11 persen per tahun.

Namun, kesempatan ini tidak akan bertahan selamanya. Mengingat kuota terbatas dan kebijakan bisa berubah, maka memanfaatkan FLPP secepat mungkin jadi langkah cerdas, terutama bagi yang sedang menabung untuk rumah pertama.

FLPP bukanlah rumah subsidi, tetapi program bantuan KPR yang bikin rumah subsidi lebih terjangkau. Kenaikan kuota menjadi 350 ribu unit di 2025 adalah peluang emas, terutama untuk Gen Z dan milenial yang sedang mencari rumah pertama. Pastikan kamu memenuhi syarat dan memahami prosedurnya agar tidak kehilangan kesempatan ini. Siapa tahu, tahun ini kamu bisa punya rumah sendiri tanpa harus menunggu sampai harga makin tinggi.

Kalau kamu merasa harga rumah selalu menjauh dari jangkauan, bisa jadi kamu belum tahu soal FLPP. Dengan informasi yang tepat, punya rumah bukan lagi mimpi yang mustahil, asal kamu tahu caranya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team