Ilustrasi APBN (IDN Times/Arief Rahmat)
Surplus APBN berasal dari pendapatan negara yang lebih besar dibandingkan belanja negara. Sepanjang paruh pertama tahun ini, pendapatan negara mencapai Rp1.407,9 triliun atau setara 57,2 persen dari target APBN 2023.
Pendapatan negara tercatat sudah tumbuh 5,4 persen year on year (yoy) atau mencapai 57,2 persen dari target.
Secara rinci, pendapatan itu berasal dari penerimaan pajak yang mencapai Rp970,2 triliun atau tumbuh 9,9 persen yoy. Itu utamanya ditopang oleh Pajak Penghasilan (PPh) Badan yang tumbuh 26,2 persen yoy, dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Dalam Negeri yang tumbuh 19,5 persen yoy.
Sementara penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencapai Rp302,1 triliun atau tumbuh 5,5 persen yoy, serta dividen BUMN yang tumbuh 19,4 persen yoy.
"Ekonomi kita masih tumbuh cukup baik," tutur Sri Mulyani.
Meski begitu, penerimaan bea dan cukai tercatat mengalami pertumbuhan negatif 18,8 persen atau mencapai Rp135,4 triliun karena melemahnya harga komoditas. Oleh karena itu, Menkeu meminta jajarannya untuk terus mewaspadai pelemahan harga komoditas.