Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Realisasi penempatan dana per 22 Oktober 2025
Realisasi penempatan dana per 22 Oktober 2025. (Dok/Istimewa).

Intinya sih...

  • Penempatan dana pemerintah di bank mencapai Rp276 triliun

  • Bank besar seperti Mandiri, BRI, dan BNI menerima alokasi terbesar

  • Bank DKI menjadi bank daerah pertama yang kembali memperoleh penempatan dana pemerintah sebesar Rp1 triliun

  • Realisasi penempatan dana mencapai Rp167,7 triliun

  • Penyerapan dana dari penempatan sebesar Rp200 triliun telah mencapai 85 persen per 22 Oktober 2025

  • Dana tersebut disalurkan kepada masyarakat dan pelaku usaha, termasuk UMKM

  • Faktor percepatan penyaluran dana pemerintah

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Kementerian Keuangan kembali menambah penempatan dana di sejumlah bank sebesar Rp76 triliun sejak 10 November 2025. Dengan tambahan tersebut, total uang negara yang saat ini ditempatkan di perbankan mencapai Rp276 triliun. Dana ini digunakan sebagai instrumen stabilisasi likuiditas sekaligus memperkuat fungsi intermediasi perbankan.

"Per 10 November 2025, pemerintah kembali menempatkan dana di bank komersial sebesar Rp76 triliun," papar Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kemenkeu, Febrio Nathan Kacaribu, dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR, Senin (17/11/2025).

1. Bank Jakarta dapat penempatan dana Rp1 triliun

Logo Bank Jakarta terbaru. (Dok/Istimewa).

Langkah penempatan dana tambahan dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan likuiditas perbankan. Secara lebih rinci, tambahan dana Rp76 triliun tersebut dialokasikan ke beberapa bank besar. Bank Mandiri, BRI, dan BNI masing-masing memperoleh alokasi Rp25 triliun. Penempatan terbesar ini menunjukkan peran strategis ketiga bank Himbara tersebut dalam mendukung pembiayaan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) hingga korporasi.

Selain itu, Bank DKI menjadi bank daerah pertama yang kembali memperoleh penempatan dana pemerintah, yakni sebesar Rp1 triliun. Langkah ini disebut sebagai bentuk penguatan peran Bank Pembangunan Daerah (BPD) dalam mendorong aktivitas ekonomi di wilayahnya, khususnya DKI Jakarta yang memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian nasional.

2. Realisasi penempatan dana mencapai Rp167,7 triliun

Infografis daftar Bank yang dapat suntikan Rp 200 Triliun. (IDN Times/Mohamad Rakan)

Lebih lanjut, Febrio menjelaskan realisasi penempatan dana pemerintah pada 12 September 2025 ke bank-bank Himbara telah memberikan dampak positif terhadap perekonomian. Berdasarkan data yang dimiliki, penyerapan dana dari penempatan sebesar Rp200 triliun tersebut telah mencapai Rp167,7 triliun atau 85 persen per 22 Oktober 2025.

Ia menambahkan dana tersebut disalurkan kepada masyarakat dan pelaku usaha, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), sehingga mendorong sektor konsumsi dan investasi. Penyaluran yang cepat diharapkan dapat memberikan dampak berganda pada sektor riil, meningkatkan aktivitas ekonomi, memperkuat daya beli masyarakat, serta mendukung keberlanjutan usaha di berbagai sektor.

"Sejak 12 September kemarin, kas pemerintah dari Bank Indonesia kami pindahkan ke perbankan sebesar Rp200 triliun. Nanti akan kami tunjukkan seberapa besar dana Rp200 triliun itu sudah dimanfaatkan, dan ini diharapkan mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi jangka pendek yang cukup signifikan," ujar Febrio.

3. Faktor percepatan penyaluran dana pemerintah

Ilustrasi Cadangan Devisa (IDN Times/Arief Rahmat)

Ia menjelaskan, salah satu faktor utama percepatan penyaluran adalah biaya dana yang rendah bagi perbankan. Pemerintah menempatkan dana dengan suku bunga 3,8 persen, sejalan dengan bunga penempatan Bank Indonesia (BI), atau sekitar 80 persen dari suku bunga kebijakan.

Kondisi ini mendorong perbankan lebih agresif menyalurkan kredit karena dapat menawarkan suku bunga kredit yang lebih kompetitif.

"Dengan bunga yang sama ditempatkan di perbankan, cost of fund perbankan menjadi lebih rendah. Akhirnya, mereka menyalurkan dana lebih cepat karena biaya dana yang lebih murah," ujar Febrio.

Selain mempercepat penyaluran kredit, dana penempatan pemerintah berdampak pada penurunan bunga Dana Pihak Ketiga (DPK) di beberapa bank, terutama Himbara dan Bank Syariah Indonesia (BSI). Penurunan DPK ini diharapkan mendorong penurunan suku bunga kredit secara bertahap, sehingga permintaan kredit meningkat dan sektor usaha terdorong untuk berkembang.

"Setelah Rp200 triliun ditempatkan dengan bunga 3,8 persen, perbankan khususnya Himbara dan BSI menurunkan bunga DPK-nya secara signifikan. Pada gilirannya, hal ini mulai menurunkan suku bunga kredit sejak September, meski penurunannya masih bertahap," ungkap Febrio.

4. Rincian realisasi daftar penempatan dana

ilustrasi cadangan devisa (unsplash.com/ Viacheslav Bublyk)

Lebih rinci, penyerapan dana penempatan dana di Bank Himbara per 22 Oktober 2025, berikut ini:

  • Bank Mandiri dan BRI telah memanfaatkan seluruh dana yang ditempatkan.

  • BNI baru menyerap Rp37,4 triliun atau 68 persen dari total alokasi Rp55 triliun.

  • BTN baru memanfaatkan Rp10,3 triliun atau 41 persen dari total jatah Rp25 triliun.

  • BSI telah menyerap Rp9,9 triliun atau 99 persen dari total alokasi Rp10 triliun.

Editorial Team