Jakarta, IDN Times - Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid mengungkapkan, masa depan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) bukan menjadi hak istimewa bagi segelintir negara, melainkan warisan bersama umat manusia.
Berangkat dari pernyataan tersebut, Meutya pun menjelaskan perihal kesamaan pendekatan Indonesia bersama negara-negara BRICS dalam menciptakan ekosistem AI yang bertanggung jawab. Fokus utamanya mencakup kesetaraan akses, penguatan perspektif global selatan, dan pemanfaatan AI untuk menjawab tantangan nyata masyarakat.
“Inisiatif Indonesia dengan dialog BRICS semakin mencakup isu-isu seperti menjembatani kesenjangan digital, memajukan solusi pedesaan yang cerdas, dan menjaga kedaulatan data, seperti pemantauan bencana berbasis AI, pertanian cerdas, dan diagnostik kesehatan jarak jauh,” ujar Meutya dalam pernyataan resminya di forum Machines Can See 2025, dikutip Senin (28/4/2025).