Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App

Jakarta, IDN Times - Ketua Gabungan Koperasi Pengrajin Tempe dan Tahu Indonesia (Gakoptindo), Aip Syarifudin, menanggapi skeptis rencana Menteri Pertanian (Mentan) menggalakkan atau mengorbitkan petani kedelai lokal.

"Sesuai konsep sudah clear, tapi kenyataannya nanti, benar gak ada petani lokal?" kata Aip kepada IDN Times, Selasa (5/1/2021).

1. Tagih janji ekspor Kementan padahal masih impor

Aip juga mempertanyakan wacana ekspor kedelai yang berkali-kali disampaikan Kementerian Pertanian. Padahal faktanya selama Indonesia masih impor kedelai dari negara lain.

"Karena dari dulu Kementerian Pertanian bilang 'Nanti kami ekspor kedelai'. Mimpi kali. Masa kita mau ekspor, sekarang aja impor kedelai. Tapi menurut saya, Mentan yang sekarang ini lebih rasional," katanya.

Berdasarkan data BPS, impor kedelai terus melonjak setiap tahun. Pada 2014, impor kedelai tercatat sebesar 1,96 juta ton. Lalu pada 2019 tercatat sebesar 2,67 juta ton. Amerika pada 2019 masih menjadi negara importir tertinggi diikuti Kanada dan Malaysia.

2. Rendahnya minat petani lokal tanam kedelai

Ilustrasi kedelai. IDN Times / Auriga Agustina

Selain itu, Aip mengungkapkan bahwa minat petani lokal untuk menanam kedelai masih rendah. Hal ini dikarenakan harga jual kedelai yang lebih rendah dari komoditas lain seperti jagung.

"Itu yang buat kita susah swasembada kedelai karena petani kurang bergairah. Kalau selama harga kedelai Rp6 ribu sampai Rp6.500 kita (produsen) beli Rp8 ribu sampai Rp8.500 mereka pasti senang, pasti untung," kata Aip.

3. Rencana Mentan siapkan stok kedelai dengan berdayakan petani lokal

IDN Times/Bagus F

Diberitakan sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan butuh setidaknya 200 hari untuk menyiapkan ketersediaan kedelai di tengah harga yang kini sedang melejit di pasaran.

"Ini kan membutuhkan 100 hari minimal kalau pertanaman. Dua kali 100 hari bisa kita sikapi secara bertahap sambil ada agenda seperti apa mempersiapakan ketersediaannya (kedelai)," kata Syahrul kepada wartawan, Senin (4/1/2021).

Lebih lanjut, ia mengatakan pemerintah berusaha menggenjot produksi lokal. Ia tidak menjawab apakah pemerintah akan mengandalkan impor untuk menstabilkan harga kedelai.

"Ini menjadi pelajaran untuk kita semua sehingga kekuatan lokal dan nasional harus menjadi jawaban dari kebutuhan itu," katanya.

Editorial Team