Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi pengantaran paket (pexels.com/Polina Tankilevitch)
Ilustrasi pengantaran paket (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Belanja online sudah jadi kebiasaan sehari-hari. Tapi tahukah kamu, ada modus penipuan baru yang menyasar para pembeli online? Belakangan ini, banyak orang tertipu dengan modus paket tertukar. Pelaku mengaku dari ekspedisi dan memberitahu bahwa paket korban salah kirim.

Yang bikin ngeri, mereka bisa mengetahui detail pesananmu, lalu menawarkan solusi pengembalian dana yang ternyata jebakan. Korban akan diminta memindai QR code, yang sebenarnya adalah tagihan jutaan rupiah.

Modus ini viral setelah akun X @wuyosang membagikan pengalamannya pada 16 Maret 2025. Kasus ini makin ramai karena banyak korban mengalami hal serupa. Bahkan, Divhumas Siber Polda Metro Jaya telah mengeluarkan imbauan resmi agar masyarakat lebih waspada.

Biar gak jadi korban selanjutnya, yuk simak ciri-ciri dan cara menghindarinya!

1. Mengaku dari ekspedisi dan mengatakan paketmu tertukar

Tampilan chat yang dikirim pelaku. (x.com/wuyosang)

Penipu biasanya akan menghubungi korban lewat chat dan mengaku sebagai pihak ekspedisi. Penipu akan bilang bahwa paket yang dipesan tertukar dengan milik orang lain. Mereka akan berusaha membuat korban percaya dengan menyebutkan informasi detail, seperti:

  • Gambar atau nomor resi pengiriman
  • Jenis barang yang dibeli
  • Toko atau platform tempat korban membeli barang

Yang bikin modus ini makin meyakinkan adalah fakta bahwa mereka bisa mengakses data transaksi korban. Akibatnya, banyak orang yang percaya tanpa curiga dan langsung mengikuti instruksi pelaku.

2. Memberikan solusi yang mencurigakan

Tampilan transaksi QR (x.com/wuyosang)

Setelah menjelaskan bahwa paketmu tertukar, penipu akan menawarkan solusi yang terdengar masuk akal. Biasanya mereka akan bilang bahwa:

  • Korban mengajukan pengembalian agar bisa diproses ulang
  • Pengembalian dana akan dilakukan setelah korban memesan ulang barangnya
  • Kesalahan ini bukan dari penjual, melainkan dari ekspedisi

Nah, di tahap ini korban mulai diarahkan untuk melakukan beberapa langkah, seperti meng-capture detail transaksi dan pelaku akan memberikan kode QR untuk dipindai. Di sinilah jebakannya dimulai!

Kode QR yang dikirim memang menampilkan jumlah harga pesanan, tapi tanpa disadari ada tambahan tip yang bisa mencapai jutaan rupiah. Kalau korban kurang teliti dan langsung melakukan pembayaran, saldo rekeningnya bisa terkuras dalam hitungan detik!

3. Menekan korban secara emosional

Ilustrasi korban mendapat telepon dari pelaku (pexels.com/Engin Akyurt)

Modus penipuan ini nggak cuma mengandalkan trik teknis, tapi juga psikologis. Pelaku akan terus menghubungi korban, menekan secara emosional, dan membuatnya panik agar segera mengikuti instruksi mereka. Beberapa teknik yang sering dipakai antara lain:

  • Mengatakan proses ini harus dilakukan cepat supaya paket atau uang korban tidak hangus
  • Memastikan berkali-kali bahwa ini murni kesalahan ekspedisi, bukan penjual atau pengirim
  • Jika transaksi gagal, mereka akan terus menyuruh korban mencoba lagi dan mencari solusi kenapa gagal

Di sinilah korban sering kali kehilangan kendali dan terburu-buru melakukan pembayaran tanpa berpikir panjang.

4. Cara menghindari modus penipuan ini

Ilustrasi mencari informasi di internet (pexels.com/firmbee.com)

Agar nggak jadi korban selanjutnya, ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan:

  • Jangan mudah percaya kalau ada yang mengaku dari ekspedisi dan bilang paketmu tertukar.
  • Gunakan aplikasi GetContact untuk melacak nomor yang menghubungimu.
  • Tetap tenang dan jangan panik. Jika informasi terdengar aneh atau mencurigakan, lebih baik abaikan.
  • Cek status pengiriman langsung di aplikasi ekspedisi atau e-commerce.
  • Konfirmasi dengan pihak pengirim sebelum melakukan tindakan apa pun.
  • Jangan pernah scan QR atau transfer tanpa memastikan dulu ke pihak resmi ekspedisi atau toko.
  • Selalu cek detail transaksi sebelum melakukan pembayaran.
  • Laporkan dan blokir nomor yang terus-menerus menekan secara emosional lewat telepon/chat.
  • Jangan sembarangan menyebarkan data pribadi, termasuk resi atau bukti transaksi belanja online.
  • Hindari klik link sembarangan yang dikirim lewat WA atau SMS.
  • Sobek resi paket sebelum dibuang agar datamu tidak disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
  • Kalau merasa ragu, coba cari informasi dulu di media sosial atau internet. Bisa jadi ada orang lain yang sudah mengalami hal serupa dan membagikan pengalamannya.

Banyak korban baru sadar kalau ini modus penipuan setelah mencari informasi di internet. Jadi, kalau ada yang mencurigakan, jangan buru-buru percaya, tapi coba cek dulu sebelum melakukan apapun.

Modus ini semakin marak menjelang hari-hari besar seperti Lebaran, di mana jumlah paket meningkat dan banyak orang tidak teliti saat bertransaksi. Jadi, pastikan kamu selalu waspada.

Kalau kamu mendapat chat mencurigakan seperti ini, tetap tenang dan jangan panik. Cek langsung ke pihak resmi sebelum melakukan transaksi apa pun. Jangan lupa bagikan artikel ini supaya lebih banyak orang tahu dan nggak sampai kena jebakan modus penipuan ini!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team