Asosiasi UMKM Banyuwangi: 40 Persen Gaptek Jualan Online

Tidak mudah bagi generasi tua belajar online

Banyuwangi, IDN Times - Pandemik COVID-19 memaksa pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) harus bertranformasi dari kebiasaan penjualan secara konvensional ke pemasaran produk secara online. Kondisi ini menuntut para pelaku UMKM harus cepat belajar tentang digitalisasi.

1. Banyak yang gagap teknologi

Asosiasi UMKM Banyuwangi: 40 Persen Gaptek Jualan OnlineProgram kerjasama gratis ongkir di Banyuwangi. IDN Times/Istimewa

Ketua Asosiasi Asesoris, Kerajinan, Kaos, Kuliner, Batik (Akrab) Banyuwangi, Syamsudin menyebut, masih banyak pelaku UMKM yang gagap teknologi, dan harus belajar dari awal untuk menyesuaikan diri.

"Intinya ada peralihan perilaku bisnis agar bisa tetap bergerak, selama ini teman teman itu kan gaptek, berkaitan dengan teknologi, ya karena secara pendidikan itu dibilang rendah iya, enggak ya juga enggak. Akhirnya kemarin itu yang sebelumnya males online akhirnya dengan terpaksa online, mau tidak mau, kalau gak, gak bisa bertahan," ujar Syamsudin saat dihubungi IDN Times via telepon, Minggu (23/5/2021).

Kondisi tersebut, kata Syamsudin juga membuat para pelaku bisnis bertahan dengan konsep pemasaran produk secara konvensional, seperti keliling dari toko ke toko, dan menjual di lapak tokonya sendiri sambil menunggu pembeli datang.

"Ada yang kekeh konvensional masih ada, selain yakin, kebanyakan merek yang tetap konvensional mereka kebanyakan ada keliling di toko toko, itu masih bisa bertahan. Tapi kalau mengandalkan menunggu di toko, itu memang berat, ketika pandemik beralih ke online," katanya.

2. 40 persen dari 800 UMKM masih konvensional

Asosiasi UMKM Banyuwangi: 40 Persen Gaptek Jualan OnlineIlustrasi Bekerja (IDN Times/Sukma Shakti)

Dari catatan Akrab Banyuwangi, dari total 800 anggota yang tersebar di 25 kecamatan Banyuwangi, baru 60 persen pelaku usaha yang maksimal memasarkan produknya secara online.

"Kalau soal presentase, antara yang online dan tidak masih imbang. 60 persen mulai online, 40 persen sisanya masih kekeh atau kesulitan mempelajari, meski pelatihan dari pemerintah itu terus diadakan. Gak gampang soalnya, bagi yang bisa bilang gampang, tapi buat teman teman UMKM tidak familiar," ujarnya.

Syamsudin sendiri mengakui tergolong generasi pelaku usaha mikro di bidang batik baju yang gagap teknologi, sehingga masih mengandalkan cara konvensional. Kendati demikian, Syamsudin masih bertahan lewat jaringan pasar yang telah ia bangun sejak lama.

"Kalau saya sendiri terus terang belum, karena saya salah satu yang termasuk, 40 persen yang tidak online itu. Masih bikin batik, masih kebantu dengan sekolah sekolah seragam yang pesan, ya menurun dari order, tapi ya tidak terlalu," katanya.

Syamsudin menyebut, saat ini total pelaku UMKM yang belum terdaftar masih terbilang banyak. Rata-rata, per kecamatan terdapat 200 hingga 300 UMKM.

"Sekarang anggota Akrab ada 800 an, dan ini terus bertambah, masih pendataan, sekarang mulai didirikan koordinator di tingkat kecamatan. Per kecamatan minimal 200-300, bisa dikalikan 25 kecamatan," ujarnya.

3. Butuh proses karena bagi mereka tidak mudah

Asosiasi UMKM Banyuwangi: 40 Persen Gaptek Jualan OnlineProgram kerjasama gratis ongkir di Banyuwangi. IDN Times/Istimewa

Lebih lanjut, momen Idul Fitri 1442 Hijriah atau 2021 kemarin para pelaku bisnis terbantu lewat program ongkos kirim gratis dari pemerintah daerah bekerjasama dengan Kantor Pos. Selebihnya, momen lebaran yang biasanya laris, akan bertahan bagi yang bisa menyesuaikan diri dengan penjualan online.

"Gratis ongkir membantu, itu mendorong penjualan juga, pembeli tertarik juga karena gratis ongkir," katanya.

Pemkab Banyuwangi sendiri, kata Syamsudin juga berupaya memberikan edukasi rutin terkait strategi pemasaran secara online.

"Padahal Diskop hampir tiap bulan itu ada pelatihan online, termasuk dari marketplace Tokopedia, lazada, turun semua. Tapi ya memang butuh proses, bagi teman-teman itu tidak mudah," katanya.

Mohamad Ulil Albab Photo Verified Writer Mohamad Ulil Albab

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya